Menimipas Bantah Wisman ke Bali Turun, Akui Banyak Tak Terdata Hotel karena Ingin Lebih Hemat
- Bagus Ahmad Rizaldi-Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Isu menurunnya jumlah wisatawan asing ke Bali ditepis Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI (Menimipas) Agus Andrianto.
Menurut Agus, berdasarkan data keimigrasian, kunjungan justru tercatat mengalami kenaikan dalam periode bulanan, meski pola tinggal wisatawan dinilai berubah.
“Kalau dari keimigrasian sebenarnya naik. Dalam periode satu bulannya naik. Cuma memang keberadaan mereka apakah mereka ada di homestay dan lain sebagainya, ini tergantung daripada kondisi keuangan daripada wisatawan yang datang,” kata Agus, Senin (29/12/2025).
Agus menjelaskan, perubahan pilihan akomodasi wisatawan membuat keberadaan mereka tak selalu terlihat di hotel atau kawasan wisata utama.
Kondisi keuangan wisatawan turut memengaruhi lama tinggal dan jenis penginapan yang dipilih.
Dalam kesempatan yang sama, Agus juga menanggapi soal calling visa bagi warga negara Israel yang jumlahnya mencapai sekitar 50 orang.
Ia menegaskan, pemberian izin masuk tidak diputuskan sepihak oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
“Kalau visa yang diajukan oleh warga negara Israel itu selalu ada tim yang membahas mereka diizinkan masuk atau tidak. Jadi bukan menjadi kewenangan dari satu kementerian di kementerian imigrasi saja, tapi melalui rapat koordinasi yang bersama,” ujarnya.
Menurut Agus, keputusan izin masuk warga negara asing sepenuhnya bergantung pada rekomendasi bersama lintas kementerian dan lembaga, dengan berbagai pertimbangan keamanan dan kepentingan nasional.
“Pokoknya rekomendasi bersama itu yang membolehkan orang itu masuk atau tidak. Dan pasti dengan pertimbangan-pertimbangan itu,” tegasnya.
Adapun, isu sepinya wisatawan mancanegara (wisman) di Bali mencuat dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah pelaku usaha pariwisata, khususnya pengelola hotel dan restoran, mengeluhkan tingkat hunian yang dinilai tak setinggi periode yang sama tahun lalu, meski telah memasuki musim liburan.
Keluhan tersebut ramai di media sosial dan forum pelaku industri pariwisata.
Banyak hotel melaporkan okupansi stagnan, bahkan turun, terutama di luar kawasan wisata utama. Kondisi itu memunculkan persepsi bahwa jumlah wisman ke Bali mengalami penurunan.
Namun, pengamat pariwisata menilai kesan “sepi” tidak selalu berarti jumlah wisman berkurang. Perubahan pola wisata disebut menjadi faktor utama.
Load more