Rapat Alim Ulama PBNU Sepakat Tolak Pemakzulan Gus Yahya
- YouTube/ TVNU Televisi Nahdlatul Ulama
Jakarta, tvOnenews.com - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Said Asrori menegaskan para kiai sepakat menolak pemakzulan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Hal itu disampaikan Ahmad Said usai menggelar silaturahmi alim ulama di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu, 23 November 2025 malam.
"Kami para kiai telah sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode, yang muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, kami sepakat begitu. Semua 100 persen ini," kata Ahmad Said mengutip Antara pada Senin.
Dalam silaturahim ulama tersebut, sedikitnya 50 kiai juga mengusulkan agar ada pertemuan yang lebih besar di antara para alim ulama untuk membahas polemik yang ada dalam PBNU.
"Semua mengusulkan agar ada silaturahim yang lebih besar di antara para alim, para kiai dalam rangka islahul (perbaikan)," tutur dia.
Para alim ulama yang hadir juga mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan tafakur atau perenungan demi kebaikan bersama.
"Mari bersama-sama bertafakur, bermujahadah (melawan hawa nafsu), selalu memohon pertolongan demi kebaikan di antara kita semua. Itu yang paling pokok. Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri," ungkapnya.
Katib Aam juga menegaskan, seluruh jajaran pengurus PBNU tidak akan digantikan hingga Muktamar NU selanjutnya.
"Kalau ada pergantian itu majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar NU, dan itu diatur di dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tidak memiliki niat untuk mundur dari jabatannya di tengah munculnya dinamika internal organisasi.
"Masa amanah yang saya terima dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan akan dijalankan secara penuh," kata Gus Yahya di depan awak media, usai menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu dini hari.
Gus Yahya juga mengklarifikasi bahwa hingga kini dirinya belum menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar, termasuk dokumen yang beredar di khalayak mengenai risalah hasil rapat harian Syuriyah pada Kamis (20/11) yang memintanya untuk mundur dari jabatannya.
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf juga menyerukan seluruh pengurus NU di semua tingkatan mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU hingga Ranting NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif menyikapi dinamika yang sedang terjadi di internal organisasi tersebut.
Pria yang biasa disapa Gus Ipul itu menegaskan apa yang terjadi saat ini merupakan perkara organisasi biasa yang sedang ditangani oleh jajaran Syuriah PBNU sesuai mekanisme internal yang berlaku.
Sebelumnya diberitakan, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU.
Desakan itu tertuang dalam kesimpulan Rapat Harian Syuriyah PBNU, Kamis, 20 November 2025.
"KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu tiga hari terhitung sejak diterimanya keputusan rapat harian syuriyah PBNU," bunyi petikan risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, dikutip Jumat, 21 November 2025.
Dalam keputusan tersebut, Gus Yahya hanya diberikan waktu tiga hari untuk melepas jabatannya sebagai Ketum PBNU.
Jika dalam kurun waktu tersebut tidak mundur, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara sepihak.
"Jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, rapat harian syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," demikian keputusan tersebut.
Yeni Lestari
Load more