Update Kasus Ledakan di SMAN 72: Tiga Korban Masih Dirawat di RS, Pemeriksaan Pelaku Belum Bisa Dilakukan
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya mengungkap perkembangan terbaru terkait kondisi korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara.
Hingga Kamis (20/11), tercatat masih ada tiga korban yang menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Bhudi Hermanto menyebut para korban dirawat di fasilitas kesehatan berbeda.
“Tinggal tiga orang pasien, terdiri satu orang di RS Yasri, satu di RSCM, dan satu di RS Polri,” ungkap Kombes Budi, Kamis (20/11).
Di sisi lain, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya terus memeriksa saksi-saksi, mulai dari keluarga anak berhadapan dengan hukum (ABH) hingga pihak-pihak terkait lainnya.
Namun, pemeriksaan terhadap pelaku peledakan belum dapat dilakukan.
“Kemarin masih dalam proses meminta keterangan saksi, keluarga ABH, puslabfor, dan dokter psikologis,” ujar Bhudi.
Terpisah, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, mengatakan bahwa sejauh ini polisi memang belum dapat memintai keterangan pelaku ledakan alias Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) lantaran masih dalam kondisi pemulihan.
Namun, tim penyidik kini telah memeriksa ayah pelaku.
"Permintaan keterangan terhadap ayah ABH sudah dilakukan minggu lalu, namun hasilnya masih harus kami dalami dengan keterangan-keterangan anak maupun ABH itu sendiri,” kata Putu dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, (18/11).
Hingga kini, kondisi ABH masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Hal itu yang membuat penyidik menunda permintaan keterangannya hingga kondisinya benar-benar memungkinkan.
Putu mengatakan, pihaknya terus memantau ketat perkembangan ABH yang tengah menjalani perawatan.
“Kami masih terus memantau setiap perkembangan ABH yang masih dalam penanganan di RS Polri Kramat Jati. Sampai dengan kemarin ABH baru saja selesai menggunakan selang makan dan terpantau sampai tadi pagi kondisinya belum memungkinkan untuk dimintai keterangan,” jelas Putu.
Ia menjelaskan, tim penyidik sudah mendatangi RS Polri sejak pagi bersama psikolog dan pendamping untuk berkoordinasi dengan tim dokter.
Sementara, pemeriksaan saksi lain, termasuk pendalaman bukti digital serta barang bukti Puslabfor, tetap berjalan.
Meski belum dapat dimintai keterangan, penyidik menegaskan proses penyelidikan tidak berhenti.
Penjadwalan pemeriksaan ABH tetap disiapkan dalam rentang 17-21 November, bergantung kondisi medis yang dinilai oleh tim dokter.
"Di hari Senin kemarin, kami telah menggelar rapat bersama Bapas, bersama dinas, bersama Densus, bersama tim dokter dan dari hasil itu kami mempersiapkan langkah-langkah untuk permintaan keterangan ABH di RS Polri Kramat Jati dengan estimasi waktu kisaran tanggal 17-21 November 2025,” jelasnya.
Putu meneyebut, pemeriksaan terhadap anak-anak saksi dilakukan di tempat khusus yang disepakati bersama lintas lembaga.
“Untuk keterangan anak dilakukan di tempat yang telah disepakati oleh penyidik dengan dinas terkait, KPAI maupun Apsifor, karena pemeriksaan anak terlalu riskan apabila dilakukan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” ujarnya. (rpi/dpi)
Load more