Dugaan Maraknya Prostitusi Gay di Taman Daan Mogot, Bungkus "Pengaman" Berserakan, Warga: Jam 10 Malam Sudah Mulai
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Area Taman Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, kini menjadi sorotan setelah ditemukan banyaknya bungkus alat kontrasepsi dan botol bekas minuman keras (miras) berserakan.
Kondisi itu memperkuat dugaan maraknya aktivitas prostitusi sesama jenis pria atau gay di lokasi tersebut, yang semakin meresahkan warga sekitar.
Pada Kamis (13/11), terlihat jelas di lokasi, kotak bekas alat kontrasepsi dan botol-botol miras tergeletak begitu saja.
Keadaan diperparah dengan rumput liar yang tumbuh tak beraturan dan minimnya penerangan, membuat area tersebut semakin gelap dan tersembunyi pada malam hari. Kondisi itu memfasilitasi terjadinya praktik terlarang.
Menanggapi keluhan warga, beberapa petugas terlihat mulai membersihkan rumput liar dan memangkas pepohonan rindang di taman tersebut.
Seorang pedagang kaki lima setempat, Acong, membenarkan dugaan prostitusi gay yang semakin merebak.
"Iya, (prostitusi sesama jenis pria). Orang-orang pada berhenti aja. Pada berhenti di situ motornya. (Aktivitas prostitusi dilakukan) di area yang gelap di sana. Itu benar," kata Acong.
Menurut pengamatannya, para pelaku mulai berdatangan sekitar pukul 22.00 WIB setiap malam.
"Jam 10, jam 11, jam 12 malam, udah pada mulai. Tiap malam. Lihat aja nanti malam, kalau mau kontrol," ujar Acong sembari melayani pelanggannya.
Acong juga mengungkapkan bahwa aktivitas ini sudah berlangsung lama tanpa adanya penertiban dari pihak berwajib. "Udah lama, udah lama. Belum ada penertiban," tukasnya.
Ia menduga para pelaku bukan warga setempat. "Bukan, bukan warga sini. Jadi dia datang, orangnya yang pakai motor. Berhenti di situ motornya. Nunggu di dalam semua, masuk ke area gelap. Saya mah lihat aja," cerita Acong.
Para pelaku umumnya datang dengan sepeda motor, meskipun kadang-kadang juga menggunakan mobil.
"Ada mobil kadang-kadang berhenti, tapi kebanyakan motor," tambahnya. Acong juga mengidentifikasi para pelaku sebagai homoseksual, bukan waria. "Homo sepertinya. Bukan waria, tapi homo," katanya.
Minimnya aktivitas masyarakat di siang hari dan tidak adanya pangkalan pedagang kaki lima atau ojek daring di sekitar lokasi juga semakin mendukung praktik tersembunyi ini. (ant/dpi)
Load more