Hadiri COP30 Brasil, Indonesia Perjuangkan Empat Pilar Utama Kebijakan Iklim Global
- ist
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menjadi perwakilan Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) Brasil.
Sebagai sosok yang memberikan komando, Hanif memastikan agar suara negara berkembang turut didengar untuk kebijakan iklim.
Terdapat tujuh agenda yang diperjuangkan, namun empat di antaranya menjadi pilar utama.
Empat pilar utama tu dinilai paling penting karena akan menentukan arah kebijakan iklim global serta dampak yang akan dialami Indonesia.
Di dalam kesempatan itu, Hanif menegaskan bahwa dirinya tidak hanya datang sekadar untuk meramaikan.
"Kami tidak datang untuk meramaikan. Kami datang untuk berunding. Setiap pasal yang dinegosiasikan akan berdampak pada rakyat dan lingkungan kita," ujar Hanif, dikutip Rabu (12/11/2025).
Adapun empat agenda yang menjadi pilar utama itu yakni, pertama terkait Global Stocktake (GST). Indonesia menagih negara-negara maju untuk bertanggung jawab melalui pendanaan serta transfer teknologi.
Kedua, adalah National Adaptation Plans (NAPs), yaitu Indonesia memperjuangkan mekanisme pendanaan yang jelas dan mudah diakses.
Tujuannya yakni agar proyek adaptasi konkret di dalam negeri bisa berjalan dengan baik.
Ketiga, yakni Just Transition atau transisi yang berkeadilan. Di dalam pilar ini, Indonesia ingin memastikan agar transisi hijau tetap terjadi tanpa merugikan siapa pun.
Para pekerja yang berada di sektor industri lama diberi pelatihan dan menciptakan lapangan kerja hijau baru.
Keempat, Global Goal on Adaptation (GGA), yakni Indonesia mendesak target adaptasi global disepakati dengan jelas.
Melalui target yang terukur, dunia dapat memobilisasi sumber daya lebih efektif untuk membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. (iwh)
Load more