DPR Dorong Pemerintah Ambil Langkah Agresif untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan menilai pemerintah harus mengambil langkah agresif terkait kebijakan ekonomi.
Ia mengatakan, langkah agresif diperlukan agar perekonomian nasional bisa tumbuh lebih cepat.
Adapun pernyataan itu menanggapi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,04 persen (yoy) terhitung pada kuartal III 2025.
Menurutnya, angka tersebut adalah hal yang baik karena menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah berbagai peristiwa global.
Akan tetapi, ada satu hal yang menurut Marwan perlu dipikirkan yakni fakta bahwa pertumbuhan mulai melambat.
"Butuh langkah yang lebih agresif untuk memastikan ekonomi tumbuh lebih cepat dan lebih berkualitas pada kuartal IV 2025," kata dia, Selasa (11/11/2025).
Perlambatan yang terlihat yakni konsumsi rumah angga dari 4,96 persen menjadi 4,89 persen di periode ini.
Menurut dia, hal ini menggambarkan masyarakat menengah ke Bawah masih tertekan inflasi pangan.
Padahal, lanjut dia, konsumsi rumah tangga adalah tulang punggung perekonomian Indonesia.
Sektor tersebut menyumbang hingga 53,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Karena itu, penguatan daya beli prioritas utama pemerintah di kuartal IV 2025," katanya lagi.
Marwan pun mengatakan, pemerintah harus memperkuat kebijakan fiscal yang memiliki dampak langsung pada rakyat kecil.
Ia mencontohkan salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). Progam ini menurutnya akan memberikan dorongan pada konsumsi rumah tangga.
Lebih lanjut, ia juga mendorong peningkatan investasi yang tadinya 6,99 persen menjadi 5,04 persen.
Langkah cepat ini harus dilakukan agar kepercayaan dunia usaha bisa kembali.
Pendekatan yang bisa dilakukan, lanjut Marwan adalah mengarahkan investasi ke sector dengan nilai tambah tinggi.
Pendekatan itu tak cuma membuat investasi sekadar di atas kertas, namun juga meningkatkan kesejahteraan nasional.
"Pemberian insentif Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen bagi investor yang menyerap tenaga kerja lokal akan menciptakan efek ganda, baik terhadap pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan wilayah," katanya menambahkan.
Marwan tak memungkiri bahwa pertumbuhan kuartal IV 2025 lebih tinggi tidaklah mudah untuk dicapai.
Akan tetapi, hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sinergi kebijakan yang solid akan bisa mewujudkan mimpi tersebut.
Misalnya, lanjut dia, kolaborasi antara Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.
Selain itu juga langkah pemerintah yang terus menjaga stabilitas harga dan memperkuat jaring pengaman sosial akan menjadi pondasi kokoh untuk akselerasi pertumbuhan di akhir tahun.
"Namun, yang paling penting, kita harus memastikan bahwa pertumbuhan ini inklusif dan berkeadilan yaitu ketika rakyat bisa merasakan hasilnya dalam bentuk peningkatan kesejahteraan, lapangan kerja yang layak, dan harga yang stabil," tambah dia.
Load more