Polisi Sebut Ledakan di SMAN 72 Jakarta Bukan Aksi Teror: Pelakunya Bukan Anti-Islam
- Aldi Herlanda/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com – Setelah sempat menimbulkan kepanikan dan berbagai spekulasi, polisi akhirnya buka suara soal sosok terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, berinisial F.
Polisi menyebut ledakan tersebut sejauh ini tidak terkait kelompok teror dan diduga kuat berangkat dari dorongan pribadi sang pelaku. Hingga kini, penyidik belum menemukan indikasi keterlibatan jaringan mana pun dalam kasus ini.
"Sejauh ini yang saya ketahui itu belum ada keterlibatan dengan kelompok lain, tetapi nanti secara pasti pada saat rilis akan disampaikan oleh Densus. Karena kemarin kan sudah saya sampaikan, Densus menganalisa tentang satu jaringan dan motif yang dilakukan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto, dikutip, Selasa, 11 November 2025.
Kemudian, berdasarkan penyelidikan sementara, kata polisi, terduga pelaku berinisial F ini tidak anti-islam. Walau, diketahui ledakan terjadi di masjid sekolah.
"Apakah ada kaitan dengan pelaku teror? Nah, kita juga ingin meluruskan ya, kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah, tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-islam," kata dia.
Untuk diketahui, ledakan yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025, lalu itu mengakibatkan 96 orang mengalami luka-luka. Hingga kini, 32 korban masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit (RS).
Sebelumnya diberitakan, perawatan terduga pelaku insiden ledakan di SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dipindahkan dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih ke Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Langkah ini dilakukan untuk memudahkan proses pemeriksaan sekaligus memastikan pemulihan fisik dan psikis pelaku yang masih di bawah umur. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto mengatakan, tim penyidik akan lebih leluasa melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku setelah kondisinya berangsur membaik.
“Memudahkan juga penyidik untuk bisa mendalami informasi. karena yang bersangkutan sudah dalam kondisi sadar. Apabila dalam perkembangan kondisi kesehatan semakin baik, itu akan lebih memudahkan penyidik untuk meminta keterangan,” kata Budi kepada wartawan, Senin, 10 November 2025.
Selain alasan teknis penyidikan, pemindahan juga dilakukan agar proses perawatan lebih aman dan terpantau langsung oleh tim gabungan yang telah dibentuk Polri.
Load more