Teganya Cara Bripda Waldi Membunuh Dosen Cantik IAKSS Bungo Jambi
- Tangkapan layar
Jakarta, tvOnenews.com – Misteri kematian tragis Erni Yuniarti dosen cantik sekaligus Ketua Program Studi S1 Keperawatan Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muara Bungo akhirnya terkuak.
Pelaku yang menghabisi nyawa akademisi muda itu ternyata oknum anggota polisi aktif bernama Bripda Waldi, yang diketahui bertugas di Polres Tebo, Jambi.
Oknum polisi tersebut berhasil ditangkap kurang dari 24 jam setelah jasad korban ditemukan. Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan Polres Bungo dan Polres Tebo di wilayah Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, pada Minggu (2/11/2025).
- Tangkapan layar
Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Rimhot Nainggolan membenarkan bahwa pelaku merupakan anggota aktif kepolisian.
Ia menegaskan pihaknya hanya membantu proses penangkapan, sementara penyelidikan sepenuhnya dilakukan oleh Polres Bungo.
“Kami hanya membantu proses penangkapan. Pelaku merupakan anggota Polres Tebo yang kini sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polres Bungo,” ujar Rimhot dikutip Senin (3/11/2025).
Saat ini, Bripda Waldi tengah diperiksa secara maraton untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap pembunuhan tersebut.
Dosen Ditemukan Tewas Tertutup Sarung
- Tangkapan Layar Instagram @dongayemati
Sebelumnya warga Perumahan Al-Kausar 7, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, digemparkan oleh penemuan jasad seorang dosen perempuan pada Sabtu (1/11/2025) siang.
Korban ditemukan dalam kondisi terbaring di tempat tidur, tertutup sarung, dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Penemuan ini pertama kali dilakukan oleh rekan kerja korban yang curiga karena Erni tak kunjung hadir dalam jadwal mengajar.
“Pintu rumah tidak terkunci. Saat dibuka, korban sudah meninggal dunia,” ujar Madin Maulana, ketua lingkungan setempat.
Hasil pemeriksaan awal di lokasi memperlihatkan sejumlah kejanggalan. Mobil dan sepeda motor milik korban raib, sementara tidak ada tanda kerusakan pada pintu rumah.
Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengonfirmasi adanya tanda-tanda kekerasan fisik dan seksual pada tubuh korban.
“Dari hasil identifikasi sementara, kemungkinan besar korban meninggal tidak secara alami. Kami juga menemukan indikasi kekerasan seksual dan kehilangan barang berharga,” ungkap AKBP Natalena, Minggu (2/11/2025).
Load more