Tunggakan BPJS Kesehatan akan Dihapuskan, Purbaya Sudah Bilang Kalau...
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengalokasikan Rp20 triliun kepada BPJS Kesehatan guna menutupi kekurangan pembayaran iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menteri Keuangan Purbaya Sadewa mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Presiden untuk menjaga keberlanjutan program jaminan kesehatan bagi masyarakat.
“Alokasi ini sejalan dengan komitmen Presiden,” ujar Purbaya usai menggelar pertemuan dengan BPJS Kesehatan, Rabu (22/10/2025).
- tvOne
Meski mendukung penuh pembiayaan JKN, Menkeu Sadewa menegaskan bahwa BPJS Kesehatan harus memperkuat tata kelola dan efisiensi anggaran agar masalah defisit tidak kembali terulang.
Ia mendorong dilakukan peninjauan terhadap regulasi-regulasi lama, termasuk aturan Kementerian Kesehatan yang dinilai sudah tidak relevan.
Salah satu contohnya, kata Sadewa, adalah kewajiban rumah sakit menyediakan ventilator dalam jumlah besar, kebijakan yang muncul di masa pandemi COVID-19.
“Rumah sakit sudah membeli ventilator, jadi setiap pasien diarahkan untuk menggunakan ventilator tersebut, yang menyebabkan klaim BPJS melonjak. Karena itu saya meminta mereka untuk memprioritaskan: alat apa yang harus dibeli dan apa yang tidak perlu dibeli,” jelasnya.
Sadewa menekankan, revisi aturan harus dilakukan tanpa mengorbankan mutu layanan kesehatan, dan melibatkan pakar medis serta ahli manajemen rumah sakit agar kebijakan tetap tepat sasaran.
Selain itu, Menteri juga meminta BPJS Kesehatan mengoptimalkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi pelayanan dan akurasi data klaim.
- Antara/BPJS Kesehatan
Ia menyoroti besarnya sumber daya manusia di bidang teknologi yang dimiliki BPJS.
“Mereka punya sekitar 200 orang di departemen TI. Itu praktis sudah seperti perusahaan komputer sendiri. Saya meminta mereka untuk membuatnya lebih efisien dengan mengintegrasikan semua sistem TI di seluruh Indonesia dan memanfaatkan AI,” ujar Sadewa.
Integrasi ini, lanjutnya, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah kesehatan dan klaim secara lebih cepat dan akurat.
“Saya perkirakan dalam enam bulan integrasi TI ini bisa berhasil. Jika sukses, BPJS Kesehatan bisa menjadi sistem TI rumah sakit terbesar dan terbaik di dunia,” ucapnya optimistis.
Load more