Di Tengah Jeritan dan Debu, Dokter Amputasi Darurat Lengan Santri Ponpes Al Khoziny: Saya Bertemu 2 Jenazah
- Naufal Ammar Imaduddin-Antara
“Lalu pasien sempat saya panggil tapi tidak bisa menjawab hanya suara seperti terengah-engah dan kelihatan sesak tapi kaki masih bisa bergerak,” lanjutnya.
- Tim tvOne - Kabar Pagi
Amputasi dilakukan di bawah reruntuhan tanpa ruang steril bahkan tanpa alat dan fasilitas yang lengkap, demi menyelamatkan nyawa segalanya dipertaruhkan.
Lengan kiri korban terhimpit beton hingga rata dengan lantai, kondisinya sangat tidak memungkinkan.
Sehingga dokter melakukan amputasi darurat untuk menyelamatkan nyawa korban.
“Kemudian saya menilai lengan kirinya sudah betul-betul terhimpit beton sampai rata dengan lantai. Jadi sudah tidak ada celah sama sekali,” terang dokter ortopedi RSUD R.T Notopuro Sidoarjo itu.
“Saya juga masih sempat bisa meraba jari-jarinya memang sudah biru, sudah dingin dan tidak bisa digerakkan sama sekali,” terusnya.
“Disitu saya berpikir bahwa pasien ini juga dalam keadaan lemah, mungkin sudah mengalami syok, sehingga memang harus segera dievakuasi,” pungkasnya.
Kondisi Nur Rahmad berangsur membaik, meski harus kehilangan lengan kirinya namun ia menjadi korban selamat dari insiden runtuhnya mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.
(kmr)
Load more