Jenderal Nasution Kabur dari Penyergapan Cakrabirawa, Sayangnya 3 Orang ini Tewas usai Jadi Perisai di Tragedi G30S PKI
- Kolase tangkapan layar YouTube University & Antara
"Kekhawatiran mereka ternyata beralasan, karena tidak lama setelah Nasution lolos seorang anggota Tjakrabirawa datang ke rumahnya mencari dia dan menanyakan di mana Nasution," kata Victor.
Sayangnya di balik lolosnya Jenderal Nasution, tiga sosok ini harus meregang nyawa pasca menjadi pelindungnya. Siapa saja?
Sosok Ade Irma Suryani Nasution
- Kolase tim tvOnenews.com
Ade Irma Suryani Nasution, putri bungsu Jenderal Nasution harus meregang nyawa akibat serangan membabi buta dari Cakrabirawa.
Yanti sapaan akrab putri pertama Jenderal Nasution menceritakan, Ade Irma tertembak peluru dari Cakrabirawa.
Saat itu putri bungsu Jenderal Nasution dibawa keluar oleh adik sang Jenderal, Mardiah lewat pintu terlarang.
Hujan tiga peluru menusuk bagian punggung Ade Irma, sehingga dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.
Eka Trisyany Edyanti, cucu Jenderal Nasution juga berbagi cerita soal momen istri sang jendral menanyakan kondisi Ade Irma usai tertembak tiga peluru.
"Adek masih hidup," kata ibu Jenderal Nasution.
Ade Irma menjawab, "Masih mama.". Lalu kembali bertanya, "Apanya yang sakit."
Ade Irma mengatakan bagian perut terasa sakit. Ironisnya, ia bertanya kenapa sang ibu alasan sang ayah ditembak.
Eka mengatakan, kematian Ade Irma ternyata sudah menjadi firasat buruk dari sang ibu.
"Oma itu punya indera ke-6, suatu saat nanti ada orang yang datang ke rumah ambil Opa, kalau itu terjadi sudah tahu sembunyikan Opa di mana. Oma juga tahu tidak lama bisa menggendong tante Ade," beber Eka dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube eradotid.
Sosok Kapten Pierre Tendean
- IG @pierresangpatriot
Nama Kapten Pierre Tendean masuk pada Pahlawan Revolusi yang gugur saat pemberontakan G30S PKI. Jasadnya terkubur dalam Lubang Buaya, Jawa Timur.
Merujuk dari buku Pierre Tendean terbitan 1983/1984 karya Masykuri, kematian Kapten Pierre Tendean membuat isak tangis sang ibu yang berdarah Prancis, Maria Elizabeth Cornet sulit berhenti.
Tak heran, ajudan Jenderal Nasution itu harus meregang nyawa saat momen perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Maria pada 30 September 1965.
Load more