Lewat sepucuk surat kepada Mitzi, kakak perempuannya, Kapten Pierre Tendean telah menemukan jodoh sejatinya. Percintaannya gagal usai ajuran Jenderal Nasution itu dibunuh pasukan G30S PKI.
Kisah Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari serangan pasukan Cakrabirawa saat Tragedi G30S PKI harus menewaskan tiga sosok penting ini. Kira-kira siapa saja?
Situasi di pagi hari 1 Oktober 1965 itu, merupakan jam-jam genting yang sangat menentukan. Bayangan kemenangan rencana kudeta G30S PKI itu ada di depan mata.
Kapten CZI Pierre Tendean, pahlawan revolusi Indonesia ini diketahui lahir di Jakarta, pada tanggal 21 Februari 1939 dengan nama lengkap Pierre Andreas Tendean
Pierre Tendean ditugaskan memimpin suatu kelompok sukarelawan mengadakan penyusupan ke daerah Malaysia, dengan Surat Perintah Direktur Zeni no.SP.507I11I 1963.
Kakak Pierre, Mitzi Farre menerangkan, Pierre Tendean sejak kecil sampai akhir hayatnya merupakan anak yang sederhana dalam segala hal. Dia rajin dan tekun.
Saat peristiwa G30S PKI terjadi, Maria sama sekali tak mendapatkan kabar dari putranya kesayangannya itu, Kapten Pierre Tendean. Ia mencoba mencari informasi.
Jenderal AH Nasution berhasil lolos dalam penculikan pasukan G30S PKI pimpinan Letnan Doel Arif. Namun tiga sosok ini harus gugur sebagai perisai dirinya.
Pasukan bersenjata dari pemuda rakyat dan gerwani dalam jumlah besar itu hilang nyalinya, ketika melihat baret baret merah dari kejauhan. Mereka melarikan diri.
Maria Elizabeth Cornet, memeluk peti jenazah berbalut bendera merah putih itu. Dengan terisak-isak, Ia hanya bisa berkata, Pierre, apa yang terjadi denganmu?