Dinkes Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Makanan di Lembaga Pendidikan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur melakukan penyelidikan dugaan kasus keracunan makanan di salah satu lembaga pendidikan di wilayah itu yang menyebabkan 37 siswa menjadi korban.
"Kami sudah menerjunkan tim ke tempat kejadian perkara, melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) dan mengirim sampel makanan yang diduga menjadi penyebab siswa mengalami keracunan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Pamekasan Achmad Syamlan mengutip Antara pada Selasa.
Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium tersebut dari BPOM Surabaya.
Sesuai standar, ujar dia, hasil uji laboratorium baru bisa diketahui sekitar 14 hari kemudian.
"Ada kemungkinan minggu depan baru bisa kami ketahui. Tapi, kami mengusahakan bisa lebih cepat, karena banyak yang menunggu hasilnya," lanjut Syamlan.
Pihaknya juga menghentikan operasional dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyalurkan makanan yang diduga menyebabkan 37 siswa di lembaga itu keracunan.
"Kami juga mengimbau kepada koordinator dapur MBG Kabupaten Pamekasan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Dinkes setempat, sehingga pihaknya bisa melakukan IKL terhadap semua satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang akan beroperasi serta memberikan pelatihan penjamahan keamanan pangan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," bebernya.
Kasus dugaan keracunan masal yang menimpa 37 siswa di Desa Branta Tinggi dan Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan setelah mereka menyantap makanan dalam program MBG.
Makanan yang dikonsumsi para siswa korban keracunan itu, berupa nasi goreng, telur, ayam suwir, dan semangka.
"Kalau menurut dugaan warga, daging ayam suwir itu yang diduga sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi. Karena itu, sampelnya kami juga kirim ke BPOM Surabaya," pungkasnya.(ant/ree)
Load more