Kolektif Seni ruangrupa Rayakan 25 Tahun Perjalanan Artistik di Synchronize Fest 2025
- tvOnenews/Anisa Sri Isnaini
Jakarta, tvOnenews.com - Kolektif seni ruangrupa merayakan seperempat abad kiprahnya dengan menghadirkan ruru25: Poros Lumbung, sebuah perhelatan yang akan digelar bersamaan dengan Synchronize Festival pada 3-5 Oktober 2025 di Gambir Expo, Kemayoran.
Bukan sekadar pesta ulang tahun, ruru25 dirancang sebagai ruang kolaborasi yang menggabungkan pameran seni, pertunjukan, pemutaran film, hingga lokakarya, dengan menekankan praktik keberlanjutan dan semangat berbagi sumber daya.
Delapan karya spesial dari perjalanan ruangrupa akan ditampilkan kembali dengan tafsir baru, di antaranya Kaos Project (Istanbul Biennale 2005), Hanya Memberi Tak Harap Kembali (2010), The Singapore Fiction / Indonesiana (Singapore Biennale 2011), Gerobak Bioskop (Biennale Jogja 2011), SIASAT (2011), The Kuda: The Untold Story of Indonesian Music Underground in the 70’s (Asia Pacific Triennale, Brisbane 2012), hingga ruru gakko / Perguruan Tamanruru (Aichi Triennale 2016; ArtJog 2025). Selain itu, sejumlah platform khas ruangrupa seperti OK. Video, Jakarta 32°C, rurukids, RURUradio, hingga Rumah Ruru juga akan dihadirkan kembali dengan format interaktif untuk publik.
Dalam pernyataannya, Ade Darmawan selaku pendiri ruangrupa menyebut perayaan ini bukan hanya kilas balik, melainkan langkah “bersiasat ke depan”.
Ia menekankan pentingnya praktik lumbung sebagai model berbagi sumber daya, yang telah menjadi fondasi ruangrupa sejak awal berdiri hingga saat ini.
“ruru25: Poros Lumbung bukan hanya soal mengingat masa lalu, tapi juga tentang bagaimana seni, musik, dan kehidupan sehari-hari bisa terus bertahan dan relevan melalui imajinasi dan tindakan kolektif,” ujarnya.
Perayaan ini juga melibatkan puluhan kolektif seni dari berbagai daerah di Indonesia, menegaskan jejaring yang selama ini dibangun ruangrupa.
Di antaranya Serrum, Grafis Huru Hara, Forum Sudutpandang, Gelanggang Olah Rasa, Hysteria, Komunitas Gubuak Kopi, Komunitas KAHE, Serbuk Kayu, SIKU Ruang Terpadu, Sinau Art, TrotoArt, Susur Galur, Tepian Kolektif, Non Blok Ekosistem, Taring Padi, Jatiwangi Art Factory, Tudgam, Girls Pay The Bills, Katakerja, Prewangan, Kanotbu, Cut and Rescue, STUFFO & GudRnD, Riwanua, Simpasio, Pasirputih, Indonesia Art Movement, hingga Makmur Djaja.
Kehadiran mereka menunjukkan semangat solidaritas dan kolaborasi lintas kota serta lintas disiplin yang menjadi ciri khas ruangrupa.
Load more