RI Masukkan 2 Skenario Pertumbuhan Ekonomi di Dokumen Iklim Second NDC
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengatakan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (NDC) akan memiliki dua skenario pertumbuhan ekonomi tinggi dan rendah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Ditemui di sela-sela Sosialisasi SRN PPI Beta Version di Jakarta, Senin, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (PPITKNEK) KLH Ary Sudijanto mengatakan dokumen iklim Indonesia yang kedua sudah menggunakan emisi pada 2019 sebagai batas dasar dengan target pengurangan dengan upaya sendiri 31,89 persen sebagai skenario saat ini (current policy scenario).
"Kemudian kita membuat dua perhitungan, dua skenario yaitu skenario pertumbuhan ekonomi tinggi dengan skenario tingkat pertumbuhan ekonomi rendah," jelas Ary, mengutip Antara pada Senin.
Untuk skenario tingkat pertumbuhan ekonomi rendah akan mempertimbangkan kondisi pertumbuhan ekonomi 6,3 persen sebagai faktor target pengurangan emisi. Sementara untuk skenario tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi adalah delapan persen.
Skenario itu juga mempertimbangkan proyeksi Indonesia akan mencapai puncak menghasilkan emisi GRK pada 2030, kecuali sektor energi yang diperkirakan baru mencapai kondisi tersebut pada 2035 atau tahun 2038.
Namun, katanya, pemerintah menjamin bahwa dalam jangka panjang net zero, sebuah kondisi dimana kemampuan penyerapan sama dengan emisi yang dihasilkan, dapat tercapai pada tahun 2060.
"Jadi kalau tidak salah perhitungannya di tahun 2060 sekitar -80 juta karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Jadi kalau dihitung interpolasinya mungkin 2039 atau 2039 itu mencapai kondisi net zero," tuturnya.
Dokumen Second NDC itu ditargetkan untuk diserahkan kepada Sekretariat UNFCCC sebelum Indonesia mengikuti Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) di Brasil pada November mendatang.
Sebelumnya, Indonesia dalam dokumen Enhanced NDC menargetkan penurunan emisi GRK mencapai 31,89 persen melalui upaya mandiri dan hingga 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030.(ant/ree)
Load more