Cita-Cita Mulia Amin, Pemuda Cilincing yang Ingin Jadi Pemadam Kebakaran demi Menolong Sesama
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Di usianya yang baru 19 tahun, Amin sudah mantap menentukan jalan hidupnya. Lulusan SMKN 4 Jakarta jurusan Teknik Mesin itu kini tengah berjuang mewujudkan cita-citanya menjadi petugas pemadam kebakaran (damkar) DKI Jakarta.
“Nama saya Amin, usia 19 tahun, alhamdulillah saya sampai saat ini sudah (lolos) di tahap administrasi,” ujar Amin, saat dihubungi tvOnenews.com, Kamis (21/8/2025).
Bagi Amin, lolos ke tahap administrasi hanyalah awal dari perjuangan panjang. Dia resmi diumumkan sebagai peserta yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya.
“Baik kak untuk pengumuman lulus pembuktian dokumen administrasi di tanggal 25 Agustus 2025, dan selanjutnya di tanggal 26 Agustus - 12 September 2025 kita di lanjutkan dengan tes fisik,” jelasnya.
- Istimewa/pixabay.com
Amin bukan tanpa pengalaman kerja. Setelah lulus dari SMKN 4 Jakarta jurusan Teknik Mesin pada 2024, ia sempat bekerja sebagai operator produksi magang di PT Astra Daihatsu Motor selama enam bulan.
“Saya lulus tahun 2024, di awal tahun 2025 alhamdulillah saya bekerja sebagai operator produksi magang di PT Astra Daihatsu Motor selama 6 bulan Januari-Juni,” ujarnya.
Namun, panggilan hatinya lebih kuat. Bagi Amin, menjadi petugas damkar adalah cita-cita yang mulia.
“Alasan saya ingin menjadi damkar karena cita-cita yang ingin selalu menolong sesama karena pemadam juga merupakan pekerjaan mulia,” ungkap pemuda asal Cilincing, Jakarta Utara, yang mendaftar untuk Sudin Gulkarmat Jakarta Utara.
Di tengah isu praktik pungli dalam seleksi aparatur negara, Amin menegaskan dirinya menjalani proses rekrutmen dengan jujur dan bersih.
“Alhamdulillah saya mengikuti setiap tahapan murni dari tahap awal sampai sekarang semoga setiap tahapan perekrutan, Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas,” tegasnya.
Ia juga tak segan memberi saran agar proses perekrutan selalu dijaga dengan prinsip keterbukaan.
“Kritik sih tidak ada kak ya semoga saya lolos menjadi seorang pemadam kebakaran dan saran saya lagi selalu menjunjung tinggi prinsip transparasi dan akuntabilitasnya,” kata Amin.
- Antara
Tahapan berikutnya yang akan dihadapi Amin adalah tes fisik, yang terkenal berat. Mulai dari lari 12 menit, pull up, sit up, push up, shuttle run, hingga tes ketangkasan renang 25 meter. Selain itu, aspek postur tubuh juga akan diperiksa secara ketat.
“Untuk kesiapan fisik kan itu ada (lari 12 menit), (pull up, sit up, push up, shuttle run), postur tubuh (tinggi dan berat badan, anatomi tubuh, penampilan) dan yang terakhir ketangkasan renang 25 meter,” jelasnya.
Meski begitu, Amin tidak gentar. Ia justru semakin bersemangat mempersiapkan diri.
“Persiapan fisik yang saya jalanin sih saya setiap sore/pagi saya terus berlatih agar pada saat saya tes fisik mendapatkan nilai yang maksimal,” katanya penuh optimisme.
Perjalanan Amin adalah potret anak muda Jakarta yang berani memilih jalan berbeda. Di saat sebagian remaja seusianya mencari pekerjaan yang stabil dan nyaman, ia memilih jalur penuh risiko yakni menjadi petugas damkar yang setiap hari harus berhadapan dengan api, musibah, bahkan taruhan nyawa.
Namun bagi Amin, pilihan itu bukan sekadar pekerjaan, melainkan jalan hidup.
“Cita-cita saya ingin selalu menolong sesama,” ucapnya tulus. (agr/muu)
Load more