Prabowo Targetkan APBN Tanpa Defisit di 2027-2028, RAPBN 2026 Tetap Efisien

Jakarta, tvOnenews.com – Presiden Prabowo Subianto memaparkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2026 dalam sidang paripurna di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2025). Dalam pidato tersebut, Prabowo menegaskan pemerintah tetap memberlakukan efisiensi anggaran untuk menekan defisit seminimal mungkin.

Menurut Prabowo, belanja negara pada 2026 dialokasikan sebesar Rp 3.786,5 triliun, sementara pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp 3.147,7 triliun. Dengan demikian, defisit APBN dirancang sebesar Rp 638,8 triliun atau setara 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB).

“Belanja negara dialokasikan Rp 3.786,5 triliun, pendapatan negara ditargetkan Rp 3.147,7 triliun. Defisit APBN dirancang Rp 638,8 triliun atau 2,48 persen PDB, ditopang pembiayaan yang prudent, inovatif, dan sustainable,” ujar Prabowo.

Efisiensi Jadi Prioritas

Di hadapan anggota parlemen, Prabowo menegaskan efisiensi tetap menjadi prioritas pemerintah pada 2026. Langkah ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan fiskal dan menghindari pelebaran defisit.

“Pemerintah yang saya pimpin berjanji di hadapan majelis ini, kami akan terus melaksanakan efisiensi sehingga defisit ini ingin kami tekan sekecil mungkin,” tegasnya.

Target Ambisius: APBN Tanpa Defisit

Lebih jauh, Prabowo mengungkapkan cita-cita besar terkait keuangan negara. Ia ingin pada tahun 2027 atau 2028 Indonesia mampu memiliki APBN tanpa defisit untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.

“Adalah harapan saya, cita-cita saya, suatu saat—apakah pada 2027 atau 2028—saya ingin berdiri di depan majelis ini, di podium ini, untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali,” kata Prabowo yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.

Langkah Menuju Keseimbangan Fiskal

Pengendalian defisit dan efisiensi anggaran menjadi salah satu strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dengan pembiayaan yang prudent, inovatif, dan berkelanjutan, pemerintah menargetkan defisit terus menyempit hingga akhirnya mencapai titik nol pada akhir dekade ini.

Jika target Prabowo tercapai, 2027 atau 2028 akan menjadi tonggak sejarah baru bagi pengelolaan fiskal Indonesia. (nsp)