Prabowo Incar Kemiskinan Ekstrem Nol Persen, Bangun Sekolah Rakyat hingga Sebar 288 Ribu Layar Pintar
- YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta, tvOnenews.com — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia menjadi nol persen dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Ia menyebut strategi tersebut dijalankan dengan pendekatan menyeluruh dan berbasis data akurat.
“Dalam 10 bulan terakhir saya bersama Kabinet Merah Putih berupaya memerangi kemiskinan dengan pendekatan holistik, pendekatan menyeluruh. Kami ingin angka kemiskinan ekstrem segera turun ke 0 persen dalam tempo sesingkat-singkatnya,” kata Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).
Prabowo memaparkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah membentuk Sistem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai pegangan utama dalam menyalurkan program bantuan.
“Kami pastikan program-program pemerintah untuk masyarakat miskin tepat sasaran. Dengan DTSEN, kami menjaring siapa yang berhak menerima manfaat. Sebelumnya kami dapat laporan bahwa masih ada orang kaya yang menikmati subsidi rakyat. Sekarang kita ingin tepat sasaran,” ujarnya.
Dalam rangka memutus rantai kemiskinan absolut, pemerintah telah membangun 100 Sekolah Rakyat yang diperuntukkan bagi warga di desil 1 dan 2 atau berpenghasilan terendah.
“Mereka kita asramakan, kita berdayakan dengan kualitas pendidikan yang baik. Anak-anak yang miskin, kalau orang tuanya miskin, mereka tidak perlu untuk terus miskin. Ini sedang kita kerjakan sekarang,” tutur Prabowo.
Targetnya, jumlah sekolah ini bertambah menjadi 200 pada tahun depan dan 300 pada tahun berikutnya.
Selain itu, pemerintah juga membangun Sekolah Unggulan Garuda untuk mengejar ketertinggalan di bidang sains dan teknologi, dengan target 20 sekolah dan rencana 80 sekolah Garuda transformasi.
Prabowo juga akan menambah Sekolah Taruna Nusantara terintegrasi di berbagai wilayah serta memperbanyak fakultas kedokteran dan kedokteran gigi di seluruh Indonesia.
Di sektor infrastruktur pendidikan, pemerintah berencana merenovasi lebih dari 13.000 sekolah dan 1.400 madrasah. Selain itu, tahun ini akan dibagikan 288 ribu layar pintar atau smart TV ke sekolah-sekolah dan pasar produk di daerah tertinggal.
“Agar anak-anak di desa tertinggal yang tidak ada guru yang bagus bisa mengikuti pelajaran dari guru-guru terbaik secara virtual,” pungkasnya. (agr/nsp)
Load more