Skandal AI Elon Musk: Grok Diduga Ciptakan Video Porno Taylor Swift Tanpa Diminta
- Instagram @taylorswift
Jakarta, tvOnenews.com – Dunia teknologi kembali diguncang. AI video generator besutan Elon Musk, Grok Imagine, dituding menghasilkan video porno Taylor Swift tanpa adanya permintaan eksplisit. Melansir BBC, pakar kekerasan online menyebut insiden ini sebagai bentuk misogini yang dilakukan secara sengaja.
Profesor hukum Clare McGlynn dari Durham University, yang turut menyusun rancangan undang-undang pelarangan pornografi deepfake di Inggris, menegaskan, “Ini bukan misogini kebetulan, ini didesain.”
Menurut laporan The Verge yang dikutip BBC, fitur “spicy” mode di Grok Imagine “tidak ragu” memproduksi video topless Taylor Swift secara penuh dan tanpa sensor, meski kebijakan penggunaan XAI — perusahaan di balik Grok — melarang konten pornografi tokoh nyata.
Video Porno AI Muncul dari Prompt Ringan
Jurnalis The Verge, Jess Weatherbed, menguji Grok Imagine dengan prompt sederhana: “Taylor Swift merayakan Coachella bersama teman-teman pria”. Awalnya, AI hanya menampilkan gambar Swift bergaun bersama beberapa pria. Namun, saat opsi “spicy” dipilih, gambar tersebut otomatis berubah menjadi video pendek tak senonoh.
"Gaunnya langsung terlepas, hanya tersisa thong bertassel, lalu ia mulai menari. Benar-benar tanpa sensor, benar-benar terekspos," ungkap Weatherbed kepada BBC News.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap privasi dan keselamatan digital, khususnya terkait penyalahgunaan teknologi AI untuk membuat konten seksual non-konsensual.
BBC Soroti Lemahnya Verifikasi Usia
BBC juga mencatat lemahnya sistem verifikasi umur Grok Imagine. Meski undang-undang Inggris yang berlaku sejak Juli 2025 mewajibkan verifikasi usia ketat bagi platform dengan konten eksplisit, Grok hanya meminta tanggal lahir pengguna tanpa pemeriksaan lanjutan.
Regulator media Inggris, Ofcom, memperingatkan bahwa risiko penyalahgunaan AI generatif sangat tinggi, terutama bagi anak-anak. "Kami memastikan platform memasang pengamanan memadai untuk memitigasi risiko ini," kata Ofcom.
Desakan Hukum Larang Deepfake Non-Konsensual
Kasus ini memicu desakan hukum di Inggris dan AS untuk melarang semua bentuk deepfake pornografi tanpa persetujuan. Baroness Owen dari House of Lords menegaskan, “Setiap perempuan berhak menentukan siapa yang memiliki citra intim dirinya, baik dia selebritas atau bukan.”
Load more