Eks Wakapolri Terheran-heran Kasus Diplomat Arya Daru Dinyatakan Bunuh Diri, Singgung Sidik Jari di Lakban Kuning
- tvOneNews
Jakarta, tvOnenews.com - Hasil penyelidikan kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan (ADP) menggemparkan publik.
Hasil mengenai misteri motif kematian Arya Daru Pangayunan telah terang benderang diungkap Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn.) Oegroseno menyinggung soal sidik jari dan lakban kuning penyebab Arya Daru Pangayunan bunuh diri.
"Berangkat dari kondisi korban kan pakai plastik dulu baru dilakban. Kalau bunuh diri pakai plastik ngapain lakbannya cuma di leher aja biar merasakan udara," ujar Oegroseno di program Apa Kabar Indonesia tvOne di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Berdasarkan hasil laporan dari penjaga kos, Arya Daru ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban berwarna kuning.
- Kolase tvOnenews.com
Lakban tersebut melilit di seluruh bagian kepala terutama di wajah, sehingga korban sulit menapas untuk mendapatkan udara.
"Itu kan pertanyaan-pertanyaan perlu diamati. Itu berarti harus dijawab. Tapi kalau dia sudah meninggal baru dikasih lakban kita percaya," jelasnya.
Insiden wajah terbungkus lakban masih berlangsung dan menjadi tahap penyelidikan lebih lanjut.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebelum menyampaikan penemuan terkait luka memar dan bengkak pada jasad jenazah.
Hasil penemuan adanya sejumlah luka tersebut berdasarkan hasil autopsi yang berlangsung selama tiga minggu.
Menurut mantan Wakapolri periode 2013-2014 itu, luka-luka di jasad korban disebut akibat tidak mendapat oksigen lebih lama.
"Kalau dilakban setelah meninggal, mungkin plastik sama lakban yang menutup nggak buat wajah membengkak, kan udara keluar nih," tuturnya.
Lebih lanjut, Oegroseno menyoroti kejanggalan soal plastik yang menutupi lakban warna kuning.
"Dokter perlu ditanya soal dalam keadaan ini masih ada udara-udara sekitar situ atau sudah dilubangi. Kalau dilubangi ngapain pakai plastik," bebernya.
Terkait sidik jari, Ahli Pusat Identifikasi Bareskrim Polri sebelumnya melaporkan ada penemuan beberapa sidik jari atas hasil penyelidikan.
Namun demikian, tim ahli pusat identifikasi menelusuri satu sidik jari yang paling kuat memenuhi syarat hanya punya korban.
Ahli Pusat Identifikasi Bareskrim Polri Aipda Sigit Kusdiyanto menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut berdasarkan penelitian berbasis treatment.
Penelitian tersebut menggunakan dari proses kimia basah, seperti kristal violet untuk mengungkap sidik jari dalam kasus tersebut.
Tim Identiifikasi menegaskan sidik jari terindikasi di lakban warna kuning hanya milik korban dari 12 titik yang cocok.
Namun, Oegroseno masih bertanya-tanya hasil penelitian sidik jari tersebut tidak sempurna, tewasnya Arya Daru diduga terindikasi pembunuhan.
"Namanya film juga ada, pelaku kan bisa pakai sarung tangan, pakai apa bisa juga. Kemungkinan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini juga cukup pesat," jelasnya.
Ia menambahkan, kecermatan pihak Kepolisian menjadi sorotan terkait hasil penelitian sidik jari.
"Pertanyaannya gini, ada nggak bunuh diri pakai lakban? Kita cari aja bunuh diri dengan cara yang nyaman pakai lakban, kalau nggak ada, luar biasa si korban ini," tandasnya.
Hasil penyelidikan dan laboratorium forensik menyusul untuk mengungkap motif kematian Arya Daru Pangayunan.
Arya Daru Pangayunan ditemukan penjaga kos dalam kondisi tewas di kamar indekos di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Penjaga kos mengecek kamar indekos sejak Senin, 7 Juli 2025 malam hari setelah dihubungi istri korban yang khawatir dengan kondisi mendiang sang suami.
(hap)
Load more