Terungkap Detik-Detik Menjelang Kematian Arya Daru, Diplomat Muda Itu Ternyata Sempat Aktifkan Ponsel Sebelum…
- Kolase Tim tvOnenews
tvOnenews.com - Kematian tragis diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Arya Daru Pangayunan, hingga kini masih menyisakan banyak misteri.
Sudah hampir tiga pekan sejak jasadnya ditemukan pada Selasa, 8 Juli 2025 lalu di sebuah kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pihak kepolisian belum juga menemukan ponsel milik Arya.
Ponselnya diyakini menjadi salah satu kunci penting dalam pengungkapan kasus tersebut.
Menurut informasi resmi dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, hingga saat ini ponsel milik Arya Daru belum ditemukan.
Padahal, perangkat tersebut dapat menjadi bukti krusial untuk menelusuri jejak digital sang diplomat sebelum ditemukan meninggal dunia dengan kondisi kepala dilakban dan tergeletak di tempat tidur kosannya.
Data sementara menyebutkan bahwa ponsel Arya terakhir aktif sekitar pukul 21.00 WIB pada malam kejadian.
Kala itu, korban berada di Mal Grand Indonesia.
Lokasi tersebut sempat menjadi titik terakhir Arya terlacak melalui sinyal perangkat komunikasinya.
Sinyal ini menghilang secara misterius tak lama kemudian, memunculkan tanda tanya besar tentang siapa yang terakhir kali menghubungi atau mungkin bertemu dengannya.
Setelah keluar dari pusat perbelanjaan tersebut, Arya diketahui menuju kantor Kemlu di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.
Berdasarkan rekaman CCTV yang telah diamankan Polda Metro Jaya, korban terekam memasuki Gedung Kemlu sekitar pukul 21.43 WIB dan naik ke lantai paling atas alias rooftop lantai 12.
Ia berada di area tersebut selama kurang lebih 1 jam 26 menit, hingga pukul 23.09 WIB.
Fakta menarik lainnya adalah bahwa Arya Daru terlihat membawa dua tas saat naik ke rooftop, yakni tas gendong dan tas belanja.
Namun, saat ia turun dari rooftop, kedua tas tersebut tidak lagi terlihat bersamanya.
Keberadaan tas tersebut pun kini menjadi bagian dari penyelidikan, karena bisa jadi menyimpan petunjuk penting mengenai aktivitas atau barang yang dibawa Arya malam itu.
Ketua Harian Kompolnas, Arief Wicaksono, juga menyoroti peran penting ponsel Arya Daru dalam kasus ini.
Dalam wawancara yang disiarkan kanal YouTube KompasTV, Arief mengatakan bahwa setelah pukul 21.00 WIB, ponsel Arya mendadak tidak aktif.
Penyidik pun tidak menemukan ponsel tersebut di lokasi kejadian, tepatnya di kamar kos nomor 105 tempat jasad korban ditemukan.
"Telepon beliau jam 21.00 itu off tidak tahu sebabnya kenapa, dan penyidik juga ketika mendatangi TKP di kamar kosan kalau nggak salah kamar 105 tidak menemukan ponsel," ungkap Arief.
Ponsel Arya diketahui memiliki nomor dengan akhiran 9150.
Hilangnya ponsel ini memicu kepanikan sang istri yang semula merasa curiga karena Arya tak bisa dihubungi.
Sang istri lantas meminta penjaga kos untuk memeriksa kamar Arya.
Dari sanalah akhirnya jasad korban ditemukan dengan kondisi yang memicu spekulasi publik.
Pergerakan Arya yang terekam CCTV hingga detik-detik terakhir sebelum kematiannya menunjukkan bahwa ia masih sempat melakukan aktivitas normal, seperti berbelanja dan membawa barang-barang pribadinya.
Namun, mengapa dan bagaimana ia akhirnya ditemukan meninggal dengan kepala dilakban masih menjadi misteri besar yang belum terpecahkan.
Sampai saat ini, pihak kepolisian masih menelusuri berbagai kemungkinan dan mengumpulkan bukti tambahan, termasuk saksi yang melihat Arya terakhir kali.
Rekaman CCTV dan hilangnya tas serta ponsel milik Arya menjadi potongan-potongan teka-teki yang tengah disusun oleh tim penyidik.
Kematian Arya Daru Pangayunan bukan hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga menjadi sorotan serius di lingkup Kemlu dan aparat penegak hukum. (adk)
Load more