Hasto Bantah Bentak dan Gebrak Meja saat Berselisih dengan Riezky Aprilia Demi Bela Harun Masiku
- tvOnenews.com/Julio
Jakarta, tvOnenews.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah tuduhan bahwa dirinya bersikap emosional, membentak, atau menggebrak meja dalam pertemuan dengan Riezky Aprilia pada 27 September 2019.
Tuduhan ini mencuat dalam sidang kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Saat itu, sidang tengah membahas perselisihan terkait keputusan partai untuk melimpahkan suara dari Nazaruddin Kiemas kepada Harun Masiku.
Dalam sidang, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mempertanyakan surat undangan konsolidasi tertanggal 26 September 2019 yang ditandatangani Hasto dan Komarudin Watubun, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI Perjuangan.
Hasto menjelaskan bahwa pertemuan pada 27 September 2019 bertujuan menyampaikan keputusan DPP yang menetapkan Harun Masiku sebagai penerima pelimpahan suara.
Pertemuan dihadiri oleh Hasto selaku Sekjen dan Komarudin Watubun sebagai Ketua DPP Bidang Kehormatan, dengan agenda konsolidasi yang bersifat umum untuk menjelaskan sikap dan keputusan partai.
"Jadi konsolidasi. Nah ketika saudara Riezky datang, diterima secara resmi oleh Pak Komarudin Watubun dan saya. Pak Komarudin memberikan penjelasan maksud dan tujuan mengundang saudara Riezky. Maksud dan tujuan untuk memberikan penjelasan terhadap keputusan DPP PDI Perjuangan, bahwa DPP telah menetapkan saudara Harun Masiku untuk menerima pelimpahan suara dari bapak Nazaruddin Kiemas. Itu disampaikan Ketua DPP," jelas Hasto kepada jaksa.
Hasto menyebut bahwa kala itu, Riezky Aprilia menolak keputusan partai karena merasa sebagai kader senior yang telah berjuang keras dalam pemilihan legislatif.
Riezky hanya bersedia menerima keputusan tersebut jika disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Menanggapi tuduhan Riezky bahwa Hasto menyimpan surat undangan pelantikan anggota DPR, Hasto menegaskan hal itu tidak benar karena pelantikan adalah ranah KPU, bukan partai.
Lebih lanjut, Jaksa juga mempertanyakan apakah Hasto meminta Riezky mundur dalam pertemuan tersebut.
Hasto mengakui bahwa ia ditugaskan partai untuk meminta Riezky mengundurkan diri secara persuasif, sesuai mekanisme penyelesaian sengketa antarcaleg.
Namun, Riezky menolak. Hal inilah yang memicu perdebatan.
Namun demikian, Hasto membantah tuduhan bahwa ia menggebrak meja atau mengatakan dengan nada emosi. “Ini perintah partai” atau “Saya ini Sekjen Partai.”
Load more