Fakta Terbaru Tragedi Ledakan Amunisi di Garut, Korban Disebut Pemulung Ternyata Bukan?
- Tangkapan layar
Jakarta, tvOnenews.com - Tragedi ledakan saat pemusnahan amunisi kadaluarsa oleh TNI Angkatan Darat (TNI AD) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, menyisakan kisah pilu.
Insiden yang berlangsung pada Senin, 12 Mei 2025, itu menewaskan 13 orang, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Pihak TNI kini tengah melakukan investigasi menyeluruh guna mencari tahu penyebab peristiwa tragis tersebut.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya telah memeriksa beberapa barang bukti dari lokasi ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.
"Beberapa barang bukti yang sudah dikumpulkan oleh tim untuk nantinya dilaksanakan analisa," kata Wahyu dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Namun demikian, Wahyu tidak menjelaskan secara rinci apa saja barang bukti tersebut.
Wahyu melanjutkan, barang bukti tersebut nantinya akan diuji dengan metode tertentu oleh tim investigasi.
Hasil dari pengujian barang bukti itu, lanjut Wahyu, akan diselaraskan dengan hasil pemeriksaan beberapa saksi yang telah diperiksa tim investigasi.
"Tim investigasi telah meminta keterangan beberapa saksi. Dari masyarakat ada 21 orang dan unsur TNI 25 orang," kata Wahyu.
Wahyu memastikan hasil pemeriksaan barang bukti tersebut akan keluar dalam beberapa waktu ke depan.
Sebagian besar korban dari kalangan sipil bukan orang asing di lokasi itu. Mereka disebut telah bekerja membantu kegiatan militer selama bertahun-tahun, bahkan ada yang mencapai satu dekade.
“Mereka sudah lama bekerja di sana. Ada yang sudah 10 tahun. Ini pekerjaan harian yang mereka tekuni,” jelas Gubernur Dedi Mulyadi saat mengunjungi RSUD Pameungpeuk.
Salah satu korban bernama Endang diketahui baru satu hari bekerja di lokasi. Ia diajak temannya untuk ikut kerja harian.
Sebelumnya, Wahyu mengatakan bahwa peristiwa ledakan itu terjadi ketika TNI AD melakukan pemusnahan amunisi oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Jawa Barat, Senin (12/5) pukul 09.30 WIB.
"Pada awal kegiatan, secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Wahyu.
Personel kemudian membuat dua lubang sumur untuk tempat memasukkan amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan.
Setelah lubang tersebut dibuat, kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan, lalu lubang tersebut diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator.
"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," jelas Wahyu.
Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.
Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya.
"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," kata Kadispenad.
Ledakan tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, dengan empat orang di antaranya merupakan anggota TNI, dan korban lainnya adalah warga sipil. (ebs)
Load more