Ramai Dibahas soal Pendidikan Anak di Barak Militer, Psikolog UGM Beberkan Dampaknya
- istimewa - antaranews
"Maka masalahnya perlu diselesaikan dengan cara memperbanyak pendidikan yang berorientasi pada pengembangan emosi dan sosialnya," terang Novi.
Dampak positif
Pakar Psikologi Perkembangan Emosi Sosial Anak dan Remaja ini tidak menampik dampak positif kebijakan pengiriman anak-anak remaja bermasalah ke barak militer.
Menurutnya, berdasarkan beberapa penelitian psikologi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini mempunyai implikasi positif.
Pengiriman anak-anak remaja bermasalah, khususnya laki-laki ke barak berdampak pada sikap disiplin, tanggung jawab, dan perubahan perilaku hingga menjadi lebih terarah.
Hal itu terjadi karena anak-anak bermasalah berada di tempat baru, terhindar dari lingkungan lamanya yang menjadi sumber masalah sehingga berpotensi membentuk perilaku baru.
Di barak militer, terdapat pola aturan yang jelas yaitu pendekatan behavioristik. Saat anak berperilaku baik akan mendapat reward (hadiah) dan apabila tidak sesuai akan mendapat punishment (hukuman).
"Alasan lain untuk penelitian yang menganggap positif juga menemukan bahwa berada di camp militer dengan berbagai kegiatan dan program memberi kesempatan pada anak-anak yang tadinya tidak tahu arah, kebingungan dan lain-lain, mulai bisa menata dirinya dengan mengikuti struktur program yang ada dan lingkungan baru," katanya.
Program pendidikan militer untuk anak-anak remaja bermasalah juga akan memberi dampak positif pada pendisiplinan dan pemenuhan tanggung jawab, apabila didesain sesuai usia mereka.
Dosen Psikologi Klinis Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga Jawa Tengah Aufa Abdillah Hanif menyatakan, pendidikan militer barak sifatnya hanya sementara, bukan untuk menyelesaikan akar masalah, bahkan berpotensi menumbuhkan luka psikologis bagi anak.
Ia menegaskan, pendidikan dengan mengedepankan aspek psikologis seperti konseling, terapi perilaku, dan pembinaan karakter yang konsisten merupakan hal yang utama.
“Oleh karena itu, solusi yang paling tepat adalah intervensi berbasis pemahaman, empati, dan dukungan profesional, bukan semata-mata pendekatan disiplin fisik,” ujarnya.
“Jadi, meskipun mengirim ke barak bisa menjadi langkah cepat, tetap dibutuhkan strategi jangka panjang yang melibatkan guru, konselor, dan keluarga agar perubahan yang terjadi benar-benar bermakna dan tidak menimbulkan efek samping psikologis,” tambahnya.
Load more