Senior IFAD Sebut Program PHLN Kementan Efektif Tingkatkan Produk Sektor Pertanian
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) mendapat pengakuan dari IFAD atas keberhasilannya menunjukkan dampak positif dalam pengembangan usaha di sektor pertanian.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyoroti keberhasilan program YESS yang telah memberdayakan generasi muda untuk menjadi wirausaha di sektor pertanian.
Menurutnya program ini telah menghasilkan lebih dari 3.000 pengusaha muda yang kini mandiri di berbagai bidang mulai dari peternakan, hortikultura hingga ekspor dengan permintaan yang melebihi suplai.
“Banyak anak muda kita yang tidak hanya bertani, tetapi menjadi pengusaha di bidang pertanian. Mereka penuh semangat, dan ini merupakan hasil yang membanggakan bagi kami di Kementerian Pertanian,” kata Sudaryono, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa program YESS yang telah berjalan selama lima tahun aktif mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian.
Idha mengatakan YESS menjadi wadah strategis dalam menyiapkan petani milenial yang mandiri dan inovatif melalui pelatihan peningkatan kapasitas, pendampingan usaha serta fasilitasi akses ke pasar dan pembiayaan,
“Banyak kegiatan yang sudah dilakukan YESS untuk menarik minat generasi muda agar tidak hanya menjadi petani, tapi juga pelaku agribisnis yang adaptif terhadap perubahan zaman,” kata Idha.
Ia mengingatkan jika negara tidak menyiapkan generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian, maka akan terjadi kekosongan pelaku usaha tani di masa depan.
“Petani tua akan berkurang secara alamiah, dan tanpa regenerasi yang dirancang dengan baik, kita bisa kehilangan keberlanjutan,” tambahnya.
Penasihat Portofolio Senior IFAD untuk Asia dan Pasifik, Kaushik Barua meninjau langsung lokasi unit pengolahan serta para penerima manfaat yang telah mendapat dukungan dari proyek YESS.
Produk hasil pertanian seperti nanas diolah menjadi beragam produk seperti kerupuk berbagai rasa, kain, hingga selai.
"Kami telah mengunjungi berbagai mitra proyek serta para penerima manfaat. Dari kunjungan ini, saya menyadari bahwa YESS berhasil mengembangkan model pelatihan yang sangat efektif mulai dari pelatihan dasar, lanjutan, hingga pelatihan ekspor yang semuanya dimodifikasi sesuai kebutuhan peserta," ungkapnya.
Ia menambahkan, proyek ini tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga memfasilitasi akses pembiayaan kepada penerima manfaat yang menunjukkan inisiatif kuat dalam mengembangkan usahanya.
Ia juga mengapresiasi pengembangan produksi dan pengolahan di unit-unit kecil lokal yang menghasilkan produk berkualitas tinggi.
"Saya telah mencoba sendiri produk-produk yang dihasilkan. Kami menikmati sambutan dari Ibu Asriani di rumah beliau, dan kami melihat kualitas serta nilai produk-produknya sangat tinggi. Ini menunjukkan bagaimana proyek ini telah sukses membangun kapasitas dan mendukung penerima manfaat," ungkapnya.
"Ini tidak hanya berkat akses ke pembiayaan, tetapi juga penyediaan aset dan infrastruktur yang diperoleh melalui proyek," tuturnya.
Barua menyoroti bahwa para penerima manfaat seperti Jajang kini menjadi motor penggerak komunitas mereka. Mereka tidak hanya berkembang sendiri, tetapi juga berbagi pengetahuan bisnis dengan sesama warga, bahkan kepada pesaing mereka yang datang untuk belajar.
"Saya sangat senang melihat proyek ini mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin komunitas. Saya berharap ke depan proyek ini terus fokus pada peningkatan nilai tambah produk-produk inovatif seperti Pineapple Crisp dan Chili Pineapple Crisp yang luar biasa ini," katanya.
Barua mengaku melihat proyek yang berjalan efektif dalam kunjungan singkatnya selama dua hari di Subang.
Ia juga mencatat bahwa banyak pejabat di tingkat kabupaten dan kecamatan sudah mengenal proyek ini dengan baik dan menunjukkan antusiasme tinggi.
"Beberapa kelompok dan koperasi binaan di Subang bahkan sudah mulai menembus pasar ekspor. Ini adalah capaian luar biasa yang harus terus dikembangkan," tutup Barua.
Asriani salah satu binaan Program YESS, menceritakan perjalanan usahanya yang dimulai pada 2016 dengan membuat kerupuk berbahan dasar ikan.
Setelah mengikuti pelatihan Program YESS di Cijambe, ia terdorong untuk berinovasi dengan mengolah hasil pertanian lokal, yakni nanas.
"Saya pertama kali membuat kerupuk nanas dengan bumbu rujak, supaya berbeda dari produk lain. Lalu berkembang lagi menjadi salai nanas krispi, produk olahan dari nanas yang sebelumnya belum ada," ungkap Asriani.
"Kami berharap program YESS terus berlanjut karena sangat membantu pertanian dan pengolahan hasil tani," sambungnya. (raa)
Load more