Senior IFAD Sebut Program PHLN Kementan Efektif Tingkatkan Produk Sektor Pertanian
- Istimewa
Ia menambahkan, proyek ini tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga memfasilitasi akses pembiayaan kepada penerima manfaat yang menunjukkan inisiatif kuat dalam mengembangkan usahanya.
Ia juga mengapresiasi pengembangan produksi dan pengolahan di unit-unit kecil lokal yang menghasilkan produk berkualitas tinggi.
"Saya telah mencoba sendiri produk-produk yang dihasilkan. Kami menikmati sambutan dari Ibu Asriani di rumah beliau, dan kami melihat kualitas serta nilai produk-produknya sangat tinggi. Ini menunjukkan bagaimana proyek ini telah sukses membangun kapasitas dan mendukung penerima manfaat," ungkapnya.
"Ini tidak hanya berkat akses ke pembiayaan, tetapi juga penyediaan aset dan infrastruktur yang diperoleh melalui proyek," tuturnya.
Barua menyoroti bahwa para penerima manfaat seperti Jajang kini menjadi motor penggerak komunitas mereka. Mereka tidak hanya berkembang sendiri, tetapi juga berbagi pengetahuan bisnis dengan sesama warga, bahkan kepada pesaing mereka yang datang untuk belajar.
"Saya sangat senang melihat proyek ini mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin komunitas. Saya berharap ke depan proyek ini terus fokus pada peningkatan nilai tambah produk-produk inovatif seperti Pineapple Crisp dan Chili Pineapple Crisp yang luar biasa ini," katanya.
Barua mengaku melihat proyek yang berjalan efektif dalam kunjungan singkatnya selama dua hari di Subang.
Ia juga mencatat bahwa banyak pejabat di tingkat kabupaten dan kecamatan sudah mengenal proyek ini dengan baik dan menunjukkan antusiasme tinggi.
"Beberapa kelompok dan koperasi binaan di Subang bahkan sudah mulai menembus pasar ekspor. Ini adalah capaian luar biasa yang harus terus dikembangkan," tutup Barua.
Asriani salah satu binaan Program YESS, menceritakan perjalanan usahanya yang dimulai pada 2016 dengan membuat kerupuk berbahan dasar ikan.
Setelah mengikuti pelatihan Program YESS di Cijambe, ia terdorong untuk berinovasi dengan mengolah hasil pertanian lokal, yakni nanas.
"Saya pertama kali membuat kerupuk nanas dengan bumbu rujak, supaya berbeda dari produk lain. Lalu berkembang lagi menjadi salai nanas krispi, produk olahan dari nanas yang sebelumnya belum ada," ungkap Asriani.
"Kami berharap program YESS terus berlanjut karena sangat membantu pertanian dan pengolahan hasil tani," sambungnya. (raa)
Load more