Menyayat Hati, Ucapan Terakhir Ade Irma Suryani yang Gugur dalam Serangan G30S PKI di Rumah Jenderal Nasution
- Dok-Wikipedia
Perjuangan di Rumah Sakit dan Kematian Tragis
Setelah serangan tersebut, Johanna segera membawa Ade Irma ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Meskipun dokter melakukan operasi besar untuk menyelamatkan nyawanya, luka-luka yang diderita Ade Irma terlalu parah.
Tiga peluru telah bersarang di punggungnya, dan nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Lima hari setelah penembakan, pada 6 Oktober 1965, Ade Irma Suryani Nasution menghembuskan nafas terakhirnya.
Kematian Ade Irma menjadi simbol kepedihan dan tragedi yang menyertai peristiwa G30S PKI.
Dia adalah korban termuda dari kekejaman yang dilakukan oleh kelompok yang berusaha merebut kekuasaan melalui cara kekerasan.
Kehilangan ini tentu memberikan luka yang mendalam bagi keluarga Nasution, terutama bagi Jenderal AH Nasution yang selamat dari upaya penculikan namun harus merasakan kehilangan yang begitu besar.
Duka Mendalam dan Warisan Kepahlawanan
Ade Irma Suryani Nasution bukan hanya menjadi korban kekerasan, tetapi juga menjadi lambang dari perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan ancaman yang ingin mengancam stabilitas negara.
Kisahnya terus dikenang sebagai pengingat akan betapa kejamnya tragedi G30S PKI dan sebagai peringatan bahwa kekerasan seperti itu membawa dampak yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa.
Atas keberaniannya, Jenderal AH Nasution diberikan gelar kehormatan sebagai Jenderal Besar TNI oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Keppres No 46/ABRI/1997 pada 30 September 1997.
Kehilangan Ade Irma tetap menjadi kenangan yang menghantui keluarga Nasution, namun juga merupakan bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia.
Tiga tahun setelah menerima gelar Jenderal Besar, Jenderal Nasution meninggal dunia pada 6 September 2000, meninggalkan warisan sejarah yang tidak akan pernah dilupakan. (adk/tsy)
Load more