Komdigi Rumuskan Perkembangan AI bersama Pengusaha di CITCOM CONNEXT 2025
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kegiatan CITCOM CONNEXT 2025 menjadi ajang kalangan pemerintah, dunia usaha, dan komunitas untuk menggelar diskusikan serta merumuskan arah adaptasi masyarakat merespons perkembangan Artificial Intelligence (AI).
Mengusung Tema 'Decode AI Unchain Future' konferensi yang disertai pameran 26 perusahaan teknologi informasi ini bertujuan untuk menentukan arah adopsi AI di Indonesia dengan keterlibaran masyarakat luas dari berbagai macam bidang.
Kementerian Komunikasi Digital RI (Komdigi) menyatakan bahwa AI intelligence adalah salah satu game changer untuk meningkatkan produktivitas.
Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid menekankan bahwa pemerintah mendukung pengembangan AI dengan pelibatan berbagai pihak.
Meutya mengatakan bahwa inovasi harus lahir dari masyarakat yang hidup Bersama dan berinovasi dalam ekosistem digital itu sendiri.
“Pemerintah mendukung pengembangan AI secara bertanggungjawab dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kebijakan yang baik hanya akan efektif bila kita bangun Bersama=sama oleh mereka yang hidup bekerja dan berinovasi di dalam ekosistem digital itu sendiri. Untuk mengptimalkan potensi AI , pemerintah telah menetapkan lima prioritas strategis nasional yaitu peningkatan layanan Kesehatan, efisiensi birokrasi, Pendidikan talenta digital, pengembangan kota pintar dan ketahanan pangan berbasis teknologi," ujar Meutya dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Sementara itu, Dirjen Ekosistem Digital Komdigi RI Edwin Hidayat Abdullah mengatakan pihaknya melihat bahwa menuju 2030 ekonomi Indonesia akan semakin terdigitalisasi dan semakin banyak aplikasi menggunakan AI.
“Kita (Komdigi) sedang mempersiapkan AI roadmap beserta aturan ethics-nya. Kita sedang mempersiapkan diri menyambut era Artificial Intelligence dan akan mengambil keuntungan dari keberadaan AI. Kami saat ini juga tengah berupaya meningkatkan peningkatan SDM Indonesia supaya melek literasi digital, memperbaiki industri untuk meningkatkan infrastruktur digital dan regulasi yang dapat mendukung adopsi teknologi baru," kata Edwin.
Di sisi lain, dunia usaha mendukung penuh adopsi AI yang lebih luas, meskipun tetap memperingatkan sejumlah potensi yang tidak baik misalnya dijualnya produk-produk AI Indonesia nantinya ke luar negeri.
Penjualan produk AI ke luar negeri berpotensi membuat kita dipetakan oleh pihak luar karena AI dikembangkan berdasarkan big data yang ada.
Hal tersebut diungkapkan oleh Soegiharto, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas), Soegiharto Santoso.
“Kita contohkan dalam kasus misalnya QRIS itu memuat berbagai macam data transaksi,dan pola konsumsi satu negara. Saat ini ada intensi menggantikan QRIS dengan mekanisme dari luar negeri yang menyebabkan data bisa bocor ke pihak luar. Ke depan apabila pengusaha kita mengembangkan AI untuk medukung pendidikan, pertanian dan perikanan, jangan sampai kemudian dijual ke pihak luar hanya karena jumlah uang. Hal ini karena mereka akan menguasai data-data masyarakat Indonesia dan dapat memetakan kita," ujar Soegiharto. (raa)
Load more