Megawati Bela Ganjar yang Dibully karena Tolak Timnas Israel Berujung Piala Dunia U-20 Batal: Anak Itu Sudah Benar!

Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkit momen kader partainya sekaligus mantan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang menolak kedatangan Timnas Sepakbola Israel.

Penolakan itu terjadi saat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023.

Megawati mengatakan keputusan Ganjar menolak Israel sudah benar saat itu. Namun, dia menyayangkan penolakan itu ternyata membuat rakyat mem-bully Ganjar.

“Waktu itu bola, apa namanya? Yang Israel mau ikut ke mari, hah? Nah ya sudah. Ganjar dengan benar ngomong, dibilang di-bully-bully, aku dengar, batin aku ‘anak itu sudah benar’,” kata Megawati dalam acara HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Presiden ke-5 RI itu kemudian menuturkan, sekarang rakyat Indonesia mulai ramai-ramai menolak Israel. 

“Sekarang Indonesia, wah sepertinya dianya yang enggak setuju sama Israel. Aku bilang kalau ngomong itu satu kata perbuatan. Enggak usah diomongin deh siapa,” ujar Megawati.

Sebelumnya, Ganjar dan mantan Gubernur Bali I Wayan Koster menolak menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia. Atas penolakan ini, FIFA resmi mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Ganjar dan Koster tidak mendapat arahan dari Megawati. Penolakan kedua kader PDIP itu atas dasar keyakinan ideologis bukan karena elektoral.

“Seluruh kader-kader PDI Perjuangan itu bersikap kokoh atas dasar keyakinan, bukan berdiri atas dasar elektoral yang seringkali dipermainkan oleh berbagai tarik-menarik kepentingan,” ujar Hasto di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2023).

Menurutnya, Ganjar dan Koster menolak kedatangan Timnas Israel karena tindak kekerasan negara tersebut kepada Palestina.

“Pak Koster, Pak Ganjar, dan juga kader-kader PDI Perjuangan yang lain telah menunjukkan sikapnya yang kokoh secara ideologis dan itu muncul dari kesadaran terhadap sejarah, kesadaran terhadap apa yang terjadi di dunia internasional. Khususnya tindak kekerasan dari Israel,” pungkas Hasto. (saa/ebs)