Jakarta, tvOnenews.com - Dwi Ayu Darmawati, korban penganiayaan oleh anak bos toko roti di Cakung, Jakarta Timur, mengaku sempat ditipu oleh pengacara.
Hal itu dia sampaikan ketika mengadu ke Komisi III DPR. Ketua Komisi III DPR Habiburokhman dan Kapolres Kombes Nicolas Ary Lilipaly dalam rapat dengar pendapat (RDP) itu.
Dwi mengatakan, dirinya sempat dikirim pengacara yang mengaku dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) utusan Polda Jakarta Timur. Awalnya, dia percaya dengan pernyataan pengacara tersebut.
“Ada cerita juga yang sempat dikasih, dikirim pengacara dari pihak pelaku. Tapi awalnya saya enggak tahu kalau itu dari pelaku. Dia ngakunya dari LBH, utusan dari Polda,” kata Dwi dalam rapat di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Dia mengatakan baru mengetahui bahwa pengacara tersebut adalah utusan bosnya ketika menjalani berita acara pemeriksaan (BAP). Namun, Dwi mengaku tidak ingat nama pengacara tersebut.
“Awalnya enggak tahu. Terus pas pertemuan di Polres, pengen BAP. Di situ dia ngasih tahu, dia disuruh sama bos saya,” ungkapnya.
Usai mengetahui hal tersebut, Dwi lalu memutuskan untuk mengganti pengacara.
“Terus akhirnya Mama saya ganti pengacara,” kata dia.
“Si pelaku dari luar masuk ke dalam toko, terus duduk di sofa, terus dia mesen GoFood. Setelah orang GoFood-nya datang, di situ dia nyuruh saya nganterin makanannya ke kamar pribadinya,” ujar Dwi di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (17/12).
Dwi mengaku menolak perintah pelaku lantaran merasa bukan tugasnya. Dwi merupakan karyawan toko kue yang bertugas sebagai kasir. Buntut penolakan itu, pelaku langsung melempar korban dengan patung, bangku, hingga mesin EDC BCA.
“Dari situ saya nolak, pas saya nolak berkali-kali, dia ngelempar saya pakai patung, terus ngelempar saya pakai bangku, habis itu ngelempar saya pakai mesin EDC BCA, habis itu saya ditarik sama adiknya si pelaku,” ungkapnya.
Dwi mengaku sempat berhasil kabur dari pelaku. Namun, dia memutuskan kembali ke dalam toko untuk mengambil handphone dan tasnya yang tertinggal. Dia menyebut pelaku kembali melemparinya dengan barang-barang sampai kepalanya berdarah.
“Akhirnya saya balik lagi ke dalam, tapi saya malah dilempari lagi pakai kursi, akhirnya saya kabur ke belakang, tempatnya banyak open,” ungkapnya.
“Di situ saya enggak bisa kemana-mana, akhirnya saya dilempari lagi pakai barang-barang. Terus yang ending-nya di situ saya dilempar pakai loyang kue, sampai kepala saya berdarah,” lanjut Dwi. (saa/dpi)
Load more