Jakarta, tvOnenews.com - Belakangan ini, publik mulai meragukan status ulama Gus Miftah setelah terlibat dalam kontroversi yang membuatnya dihujat warganet.
Kontroversi tersebut terkait dengan penghinaan terhadap penjual es teh dalam salah satu acara pengajiannya.
Tak hanya itu, banyak yang mempertanyakan klaim Miftah sebagai keturunan ke-9 Kyai Ageng Muhammad Besari.
Seorang psikolog bahkan menilai Miftah masuk dalam kategori influencer, yang menurutnya tengah mengalami star syndrome.
Psikolog ini berpendapat bahwa Miftah tanpa sadar telah melakukan perundungan terhadap Sunhaji, penjual es teh yang dihina di acara tersebut.
Pernyataan ini datang dari psikolog Muhammad Iqbal dalam obrolan dengan Novel Baswedan.
Iqbal yang juga Rektor Institut Komunikasi dan Bisnis Swadaya (SWINS) Jakarta, Associate Professor di Universitas Paramadina, dan politisi, menjelaskan, "Di era digital sekarang, banyak selebgram dan tokoh yang merasa berkuasa hanya karena banyak pengikut. Tanpa disadari, mereka jadi semena-mena dan minim empati."
Menurut Iqbal, tindakan Gus Miftah yang mempermalukan Sunhaji itu masuk kategori bullying dalam psikologi, yakni tindakan untuk menyakiti atau merendahkan seseorang tanpa disadari.
Sayangnya, Miftah tampaknya tidak menyadari dampak perbuatannya dan justru tertawa setelah mengolok-olok penjual es teh tersebut di atas panggung.
Iqbal menambahkan, "Di sinilah letak star syndrome-nya. Dia merasa itu biasa karena posisinya lebih tinggi, menganggap orang kecil tidak punya kuasa untuk bicara."
Seperti diketahui, akhir-akhir ini Miftah banyak dikritik warganet, kemudian, dia memilih untuk mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, setelah video penghinaannya viral. (aag)
Load more