Jakarta, tvOnenews.com - Kasus guru honorer SD Baito, Supriyani berbuntut panjang. Kini, Camat Baito Sudarsono Mangidi dicopot oleh Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Sebelumnya, Supriyani dituding melakukan penganiayaan terhadap seorang muridnya yang merupakan anak polisi.
Ayah dari anak tersebut kemudian melaporkan sang guru honorer ke Kepolisian Konawe Selatan. Kini, Supriyani ditetapkan sebagai terdakwa.
Meski demikian, guru honorer tersebut membantah telah melakukan penganiayaan terhadap muridnya.
Selama kasus berjalan, Camat Baito Sudarsono kerap mendampingi Supriyani menjalani berbagai rangkaian pemeriksaan.
Terakhir, Sudarsono menunjukkan bahwa mobil yang kerap digunakan untuk mengantar sang guru honorer ditembak orang tak dikenal hingga bagian kacanya pecah.
Kejadian itu berlangsung pada Senin (28/10/2024). Peristiwa itu pun langsung dihubungkan dengan keseharian sang camat yang kerap membantu Supriyani.
Pihak Bupati Konawe Selatan pun membantah telah mencopot Sudarsono karena kasus sang guru honorer.
Surunuddin mengatakan, alasan sebenarnya dirinya memutuskan untuk mencopot Camat itu imbas pernyataannya soal mobil yang ditembak.
"Jadi sebenarnya ini ada kesalahpahaman, yang paling parah adalah memberikan statement bahwa mobilnya ditembak," ujar Surunuddin, diwawancarai tvOne, Kamis (31/10/2024).
Ia mengatakan, pernyataan Sudarsono itu membuat suasana Kecamatan Baito menjadi tidak nyaman bagi warganya.
"Jadi bukan karena mengawal itu (kasus Supriyani). Tapi memberikan statement sebelum dilaporkan, mengenai penembakan mobil. Senjata ini kan rawan sekali, membuat ketertiban masyarakat resah di sana, sehingga kami tarik dulu," tambahnya.
Dirinya menilai, belum tentu mobil yang dikendarai Sudarsono ditembak karena tidak ada keterangan dari polisi.
Bisa saja, lanjut dia, kerusakan di kaca mobil itu disebabkan seseorang yang melempar batu.
Menurutnya, pernyataan adanya penembakan ini menimbulkan keresahan masyarakat, sehingga dirinya memutuskan untuk mencopot sang camat itu.
"Maka saya tarik dulu, BKO-kan linmas untuk menjaga keamanan masyarakat," katanya lagi.
Surunuddin juga menambahkan bahwa dirinya merasa malu karena kasus seperti ini menjadi viral sampai tingkat nasional.
Viralnya kasus ini, menurut dia, juga jadi kesalahan Sudarsono yang tidak melaporkan ke Bupati meski ada kejadian menyangkut nasib guru honorer.
"Adapun tidak pernah melapor, ini juga termasuk itu. Kalau dilaporkan sebelumnya ini selesai, tidak perlu harus viral sampai tingkat nasional. Saya sebagai kepala daerah malu kalau ada aparat saya seperti itu," ujarnya. (iwh)
Load more