Semangat juang itulah yang harus terus kita sambungkan, bukan eksklusifisme atau keterbelakangan, tetapi semangat kemajuan, keterbukaan dan kemandirian. Sejak dulu para ulama dan pendiri bangsa menunjukkan kaum santri yang aktif di organisasi masyarakat dan organisai politik turut berkontribusi.
Jumlah pesantren saat ini sekitar 39.043 lembaga, naik 11.000 dibandingkan tahun 2019. Sejak ditetapkannya UU Pesentren Nomor 18 tahun 2019, perkembangan pesantren cukup pesat. Dulu sebelum UU Pesantren ditetapkan, alumni pesantren tidak leluasa untuk melanjutkan studi di luar kajian keagamaan keperguruan tinggi umum. Sekarang semua alumni pesantren tersebar di berbagai perguruan tinggi umum dan keagamaan.
Inisiator RUU Pesantren dulu adalah fraksi PKB, PPP dan PKS. Semula hanya fokus ke pesantren tradisional, namun faktanya banyak pesantren modern. Akhirnya ditetapkan tiga model pesantren: salafiyah, mualimin dan modern. Dalam revisi RUU Sistem Pendidikan Nasional pernah diusulkan untuk membonsasi pesantren hanya satu model, tapi berhasil dicegah. Hal itu harus diperhatikan bahwa sistem pendidikan perlu dijaga dari upaya untuk memperkecil peran agama.
Berkaitan dengan masa depan pesantren dan peran dalam kemajuan bangsa, Hidayat menekankan urgensi diterapkannya pasal 49 ayat 1 tentang dana abadi pesantren, belum dilaksanakan dengan optimal. Dalam APBN tahun 2024, dana abadi bidang pendidikan dialokasikan Rp 25 triliun, itu sudah termasuk pendidikan umum dan agama (Rp 15 triliun). Persoalannya, berapa dana abadi khusus untuk pendidikan agama, yang bertujuan antara lain meningkatkan kualitas kinerja Kiai dan Asatidz yang unggul. Semoga kualitas santri dan alumni juga akan lebih baik.
Tanggung jawab pesantren sangat berat untuk masa kini dan masa depan, karena kondisi darurat moral (yang ditengarai Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amien), darurat kejahatan seksual (menurut KPAI), dan darurat pinjol menurut PPATK dan Kepolisian. Disamping itu, ternyata kondisi kesehatan masyarakat Indonesia masih memprihatinkan karena masih tingginya gejala stunting di kawasan Asia Tenggara termasuk juara kedua. Demikian pula, bagian dari menyambung semangat juang adalah mendukung kemerdekaan Palestina sesuai dengan amanat UUD 1945.
“Kita harus ingat bahwa salah seorang tokoh dunia Islam adalah Imam Muhammad ibn Idris as-Syafi’I, tokoh besar umat Islam ini lahir di Gaza. Sekarang dunia menyaksikan terjadi genosida di Gaza dan Palestina. Ketua MPR dan Presiden RI yang baru dilantik, Jenderal Prabowo Subianto menegaskan pembelaan Indonesia bagi kemerdekaan Palestina. Kita harus berupaya mewujudkannya sampai titik darah yang penghabisan,” tegas Hidayat. (ebs)
Load more