Namun, sebelum meminta restu, Marissa sempat merasa cemas saat pertama kali bertemu dengan ibu Ikang.
“Ketika pertama kali bertemu dengan ibu almarhum, saya merasa sedikit takut. Penampilannya anggun dan penuh kharisma, seperti ibu pejabat di era Presiden Soeharto,” kenang Marissa di blog pribadinya pada 2011.
Perempuan yang memiliki darah campuran Madura, Belanda, Pakistan, dan Prancis ini membawa buah tangan untuk meluluhkan hati ibunda Ikang.
Namun, yang mengejutkan, ibunda Ikang ternyata sudah terpesona pada Marissa.
“Suamiku, Ikang Fawzi, bilang bahwa meskipun tanpa diplomasi, Ibu Yuya sudah jatuh hati padaku,” ungkap Marissa dengan senyum.
Pernikahan mereka pun berlangsung pada 3 Juli 1986, dan berjalan harmonis hingga akhir hayat Marissa.
Setelah menikah, Ikang berjanji untuk selalu bersamanya sampai maut memisahkan.
Load more