Jakarta, tvOnenews.com - Pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni Nasution memberikan bantahan soal kesaksian sahabat Vina, Widi dan Mega pada malam kejadian perkara.
Sebelumnya, sahabat Vina, Widi dan Mega bersaksi bahwa pada malam kematiannya, gadis 16 tahun itu sedang dalam keadaan menstruasi.
Selain itu, Widi dan Mega, pada malam kasus Vina terjadi, remaja itu sempat menghubunginya melalui telepon dan SMS dan terdengar sangat bahagia bersama Eky.
Menurut Widi dan Mega, pada malam kematiannya Vina baru saja kembali berpacaran dengan Eky setelah sebelumnya putus.
Selain itu, tak terdengar adanya kemungkinan ancaman atau terjadi pengeroyokan dari suara Vina di telepon. Adapun komunikasi dengan Widi dan Mega itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB lebih.
Menanggapi hal itu, pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni Nasution memiliki bantahan yang selama ini sudah terkumpul.
Soal Vina disebut sedang menstruasi, pengacara Iptu Rudiana itu memiliki bukti hasil visum dari dokter forensik.
"Saya ingin sampaikan keterangan daripada dokter forensik ini mematahkan omongan daripada si saksi tadi," kata Pitra dalam program Fakta tvOne, dikutip Selasa (13/8/2024).
Berdasarkan bukti yang dimiliki Pitra, ditemukan darah di bagian alat vital Vina yang bukan merupakan darah menstruasi.
"Di sini ia (dokter) mengatakan, bahwa berdasarkan hasil visum juga terhadap korban Vina, diketahui ada pendarahan aktif yang bukan darah menstruasi maupun aborsi," kata Pitra menjelaskan ulang keterangan visum.
(Pitra Romadoni Nasution)
Di dalam keterangan itu, disebutkan juga darah tersebut ada karena adanya benturan ataupun tekanan yang kekuatannya melebihi jaringan itu sendiri untuk bertahan.
Memang secara tulisan tidak secara spesifik dijelaskan ada pemerkosaan.
Namun, dari keterangan itu diketahui Vina mengalami pemaksaan sehingga membuat alat vitalnya mengalami pendarahan.
Selain itu, Pitra juga menyoroti kesaksian dari Widi dan Mega yang secara tidak langsung menjelaskan tidak terjadi pengeroyokan.
Kuasa hukum Iptu Rudiana itu mengatakan, jika melihat motor yang dikendarai Eky dan Vina pada malam kejadian, dapat dipastikan tidak terjadi kecelakaan.
Sebab, motor yang dikendarai dua sejoli itu dalam kondisi baik dan tidak rusak parah.
Padahal, baik tubuh Vina dan Eky mengalami luka parah. Sang pria bahkan langsung meninggal di tempat.
"Jadi ini sepeda motornya sama juga, nggak ada yang rusak seperti tadi," kata dia lagi.
Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan, sahabat Vina, Widi dan Mega telah mengungkapkan bahwa mereka kemungkinan adalah orang terakhir yang berkomunikasi dengan gadis itu sebelum meninggal.
(Widi dan Mega)
Setelah Vina mengajaknya keluar sekitar pukul 22.14 WIB, Widi mengatakan gadis itu sempat menghubunginya lagi namun tak dijawabnya.
Sebab, saat itu Widi mengira gadis 16 tahun tersebut hanya akan kembali mengajaknya bermain di luar, padahal sudah ditolak.
Beberapa jam kemudian, Widi dan Mega mendapatkan telepon dari seseorang diduga polisi dari Polsek Talun.
Saat itu, dikabarkan bahwa Vina dan Eky mengalami kecelakaan tunggal dan sedang berada di RS Gunung Jati, Cirebon.
Sontak, dua sahabat itu pergi ke RS Gunung Jati untuk memeriksa kondisi Vina. Ternyata, saat itu sang gadis sudah terluka sangat parah.
Widi dan Mega jadi salah satu orang terakhir juga yang mendampingi gadis itu menghembuskan napas terakhir dan mendampinginya mengucapkan kalimat syahadat.
Sementara itu, kasus ini hingga sekarang masih menjadi perdebatan, apakah benar terjadi pengeroyokan dan pelemparan batu oleh geng motor.
Ada pula pihak yang bersaksi bahwa sebenarnya yang terjadi pada Vina dan Eky adalah kecelakaan tunggal.
Kini, Mabes Polri sudah membentuk tim khusus untuk menjawab kebingungan kasus ini.
Adapun kini yang ditangani tim khusus tersebut bukan hanya soal pengusutan kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Namun, beberapa laporan dari para terpidana lain juga berdatangan terkait dugaan kesaksian palsu Iptu Rudiana, Aep, dan Dede.
Berdasarkan informasi terakhir, sejumlah saksi sudah diperiksa termasuk Saka Tatal. (iwh)
Load more