LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Presiden KSPI Said Iqbal Tegas Sebut KRIS Sebaiknya Ditunda Hingga Pemerintah Siap
Sumber :
  • Istimewa

Presiden KSPI Said Iqbal Tegas Sebut KRIS Sebaiknya Ditunda Hingga Pemerintah Siap

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyarankan program Pemerintah Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) agar ditunda pemberlakuannya hingga siap.

Senin, 10 Juni 2024 - 21:26 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyarankan program Pemerintah Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) agar ditunda pemberlakuannya hingga siap.

Menurutnya, program KRIS angan sampai merugikan masyarakat kelas menengah ke bawah dalam hal kesehatan.

Said Iqbal mengungkapkan, semangat KRIS untuk memastikan pelayanan yang sama untuk masyarakat itu baik. 

Sebab, semua lapisan masyarakat, kaya atau miskin, mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama, dalam bentuk program kamar rawat inap standar.

Baca Juga :

“Yang menjadi persoalan adalah bagaimana memastikan tidak terjadi kenaikan iuran di kelas menengah ke bawah. Termasuk para buruh, petani, nelayan, hingga pegawai jangan sampai mengalami kenaikan iuran akibat adanya program Kris,” ujar Said Iqbal di sela diskusi, Kelas Rawat Inap Standar, Mungkinkah? Di Antara Heritage Center, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Presiden Partai Buruh ini merincikan, iuran peserta BPJS Kelas 3 saat ini sebesar Rp35 ribu setelah mendapatkan subsidi dari Pemerintah sebesar Rp7.000, sementara, Kelas 1 sebesar Rp150 ribu, dan Kelas 2 di angka Rp100 ribu.

Harapannya, ketika KRIS diterapkan, jangan sampai terjadi peningkatan iuran untuk Kelas 3, dan menurunkan iuran untuk Kelas 1 dan 2. 

Jika ini terjadi, bisa dipastikan program ini akan menjadi gejolak di masyarakat seperti halnya program Tapera yang menuai penolakan publik.

“Kelas 3 ya tidak boleh ada kenaikan iuran. Kalau terjadi kenaikan, pasti ada penolakan dan gerakan,” tegasnya.

Catatan kedua terkait KRIS, menurut Said Iqbal, adalah konsistensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, khususnya rumah sakit swasta.

Misalnya, saat ini ruangan rawat inap program BPJS melayani 6-8 tempat tidur. Nah, jika program ini mewajibkan hanya 4 pasien, maka berkurang pendapatan rumah sakit swasta melalui 2 pasien.

“Otomatis kan pendapatannya akan berkurang, iya dong. Jangan kemudian, pelayanan menjadi asal-asalan, itu harus dipastikan. Jangan terjadi penurunan kualitas pelayanan rumah sakit,” tambahnya.

Presiden Partai Buruh ini menyarankan, agar pelayanan kesehatan tetap maksimal, sebaiknya Pemerintah menunda program KRIS hingga pemerintah siap dan stabil memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk rakyat.

“Kira-kira kapan, ya mungkin 5-7 tahun lah bukan 2025. Lebih baik begini ajalah kita, supaya iuran tidak naik. Kecuali, pelayanannya naik semua untuk kelas 3,” sebutnya.

Ditekankanya, program Kris, sebaiknya ditunda dengan fokus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan tidak menaikkan iuran untuk kelompok menengah ke bawah. Selanjutnya, pihak swasta diharapkan bisa menambah ruangan dengan catatan tidak mengurangi kualita pelayanan.

Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (PKR Kemenkes) Yuliastuti Saripawan, di acara diskusi tersebut optimis pihaknya bisa menjalankan program Kris sesuai jadwal, yaitu paling lambat 30 Juni 2025.

“Saya setuju dengan pelayanan tanpa diskriminasi atau tanpa kelas,” ujar Yuliastuti.

Menurutnya, ini adalah program yang sudah melalui evaluasi panjang. Pihaknya, telah mengevaluasi termasuk kesiapan dengan rumah sakit swasta. Program ini, seharusnya dilakukan di Tahun 2023 namun diundur dua tahun dengan berbagai persiapan menyeluruh.

Program ini, katanya, merupakan amanah dan regulasi sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 59 Tahun 2024 tepatnya Pasal 103b ayat 1. Isinya, ‘Penerapan Kris pada pelayanan rawat inap dilaksanakan menyeluruh untuk RS yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan paling lambat 30 juni 2025’.

Diketahui, diskusi ini mengangkat tiga isu penting yang mendapatkan perhatian masyarakat. Pertama, tentang Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), dan Upah Kuliah Tunggal (UKT).

Acara ini, dimoderatori oleh Syarifah Soraya Said. Tampil sebagai pembicara, Deputi Direksi Kebijakan Penjamin Manfaat BPJS Kesehatan, Ari Dwi Aryani, Praktisi Kesehatan Hasbullah Tabrani, Presiden Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI) Riden Hatam Aziz, dan Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, Agus Suprapto.(lgn)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Calvin Verdonk Akui Dapat Bantuan Besar Selama di Skuad Timnas Indonesia, Ungkap Sosok Penting yang Dekat dengannya

Calvin Verdonk Akui Dapat Bantuan Besar Selama di Skuad Timnas Indonesia, Ungkap Sosok Penting yang Dekat dengannya

Pemain NEC Nijmegen, Calvin Verdonk, mengakui bahwa dirinya mendapatkan bantuan dari salah seorang sosok di skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.
Pengakuan Jujur Calvin Verdonk kepada Media Belanda soal Kualitas Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Akui Ada Hal Ini

Pengakuan Jujur Calvin Verdonk kepada Media Belanda soal Kualitas Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Akui Ada Hal Ini

Calvin Verdonk berbicara soal perbedaan kualitas sepak bola Indonesia dan Belanda setelah menjalani debut dengan skuad Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Diperkuat Penyerang Eropa dan Bek Brasil, Ini Formasi Ideal Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2024

Diperkuat Penyerang Eropa dan Bek Brasil, Ini Formasi Ideal Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2024

Panggil pemain diaspora dari Eropa dan Brasil, begini prediksi formasi Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri di Piala AFF U-19 2024.
Suara Hati Calvin Verdonk ke Media Belanda usai Bermain di Timnas Indonesia: Saya Merasa Orang-orang di Sana...

Suara Hati Calvin Verdonk ke Media Belanda usai Bermain di Timnas Indonesia: Saya Merasa Orang-orang di Sana...

Bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk mengungkapkan suara hatinya setelah membela skuad Garuda di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Usai Viral 5 Anggotanya bertemu Isaac Herzoq, PBNU Ultimatum Warga Nahdliyin untuk Tak Jalin Hubungan dengan Israel

Usai Viral 5 Anggotanya bertemu Isaac Herzoq, PBNU Ultimatum Warga Nahdliyin untuk Tak Jalin Hubungan dengan Israel

Kabar mengejutkan datang dari anggota Nahdlatul Ulama (NU) yang melakoni pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di tengah aksi genosidanya terhadap warga Palestina.
Jadi Saksi Sidang PK Saka Tatal, Dedi Mulyadi Akan Bongkar Kasus Vina Cirebon dengan Sejumlah Fakta Ini...

Jadi Saksi Sidang PK Saka Tatal, Dedi Mulyadi Akan Bongkar Kasus Vina Cirebon dengan Sejumlah Fakta Ini...

Kasus pemerkosaan disertai pembunuhan sejoli muda Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 masih menyita perhatian publik usai sejumlah kontroversinya.
Trending
5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel, Sikap Mengejutkan PBNU Cap Warganya Seperti Ini...

5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel, Sikap Mengejutkan PBNU Cap Warganya Seperti Ini...

Pengaruh Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merespons adanya kabar viral terkait lima anggotanya yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog di tengah aksi genosida yang dialami warga Palestina.
Bukan Cuma Indonesia, Negara AFF Lain Juga Bisa Punya Wakil di Serie A Musim 2024/2025

Bukan Cuma Indonesia, Negara AFF Lain Juga Bisa Punya Wakil di Serie A Musim 2024/2025

Ada negara AFF lain yang berpotensi memiliki wakil di Serie A Liga Italia pada musim 2024/2025 selain Indonesia, melalui Como 1907 dan Jay Idzes di Venezia.
Laga Belum Dimulai, Fans Kamboja Sudah Berkoar-koar Begini usai Tahu Satu Grup dengan Timnas Indonesia, Katanya Tim Garuda ...

Laga Belum Dimulai, Fans Kamboja Sudah Berkoar-koar Begini usai Tahu Satu Grup dengan Timnas Indonesia, Katanya Tim Garuda ...

Berbagai komentar fans Kamboja saat tahu tim kesayangannya satu grup dengan timnas Indonesia di turnamen Piala AFF U19 2024, berbicara banyak pamor tim Garuda.
Hotman Paris 'Buka-bukaan' Ungkap Kondisi Terkini Keluarga Vina Usai Pegi Setiawan Bebas Hingga 7 Terpidana Rencanakan PK

Hotman Paris 'Buka-bukaan' Ungkap Kondisi Terkini Keluarga Vina Usai Pegi Setiawan Bebas Hingga 7 Terpidana Rencanakan PK

Kontroversi pengungkapan kasus pemerkosaan disertai pembunuhan sejoli Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat semakin menyeruak hingga menyita perhatian publik.
Hasil Tes Psikologi Pegi Setiawan Bocor di Praperadilan Kasus Vina, Tim Psikolog Sampai Terkejut dengan Ulah Polda Jabar

Hasil Tes Psikologi Pegi Setiawan Bocor di Praperadilan Kasus Vina, Tim Psikolog Sampai Terkejut dengan Ulah Polda Jabar

Tim psikolog yang memeriksa psikologi Pegi Setiawan mengaku terkejut dengan ulah Polda Jabar, yang membocorkan hasil tes di praperadilan kasus Vina Cirebon.
Meski Pernah jadi Ketua Moonraker, Hasil Tes DNA Pegi Setiawan Cianjur Membuktikan Bukan Anak Eks Bupati Cirebon, Dedi Mulyadi Tegas Bilang…

Meski Pernah jadi Ketua Moonraker, Hasil Tes DNA Pegi Setiawan Cianjur Membuktikan Bukan Anak Eks Bupati Cirebon, Dedi Mulyadi Tegas Bilang…

Pegi Setiawan mengaku pernah jadi ketua Moonraker, dicurigai sebagai anak eks Bupati Cirebon, namun tes DNA membuktikan hal lain. Dedi Mulyadi tegas bilang ini
Menghilang Pasca Pegi Setiawan Bebas, Keberadaan Aep Akhirnya Diungkap oleh Orang Terdekat, Ternyata Polda Jabar Sudah ....

Menghilang Pasca Pegi Setiawan Bebas, Keberadaan Aep Akhirnya Diungkap oleh Orang Terdekat, Ternyata Polda Jabar Sudah ....

Aep merupakan saksi yang menyebabkan 8 terpidana dan 1 tersangka yakni Pegi Setiawan dijebloskan ke penjara mendadak hilang bak ditelan bumi, ternyata dia.
Selengkapnya