News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Bukan Bersujud, Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti Ungkap Kondisi Meninggalnya Mbah Maridjan

Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran, teringat erupsi pada 2010, dr Sumy Hastry ungkapkan saat autopsi pada jenazah Mbah Maridjan di Yogyakarta
  • Reporter :
  • Editor :
Selasa, 14 Maret 2023 - 20:21 WIB
Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti Membeberkan Kondisi Jenazah Mbah Maridjan saat Ditemukan
Sumber :
  • Kolase tim tvOnenews.com

Jakarta, tvOnenews.com - Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran yang terjadi pada (11/3/2023) pada pukul 12.12 WIB. Hingga kini sejumlah awan panas guguran masih terjadi. 

Kini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada pada tingkat “Siaga” (Level III). Luncuran awan panas tersebut mengakibatkan sejumlah daerah terkena dampak hujan abu vulkanik

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Setelah kejadian ini, kembali teringat dengan kejadian besar erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu. Banyak orang yang menjadi korban akibat bencana alam ini.

Juru kunci Gunung Merapi saat itu, Mbah Maridjan juga termasuk dari salah satu korban yang meninggal akibat peristiwa tersebut.


Potret Gunung Merapi. (Tim tvOne - Nuryanto)

Lantas, beredar kabar bahwa Mbah Maridjan meninggal terkena awan panas dengan posisi bersujud. Seorang Dokter Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti menjelaskan kondisi jenazah Mbah Maridjan saat ditemukan dan dibawa ke Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta.

Seperti apa penjelasan dari dr Sumy Hastry Purwanti saat Mbah Maridjan menjadi korban dalam bencana alam tersebut. Simak informasinya berikut ini.

Tugas Identifikasi Korban Erupsi Gunung Merapi

Seorang Dokter Ahli Forensik, Kombes Pol. dr Sumy Hastry Purwanti atau kerap disapa Dokter Hastry menceritakan pengalamannya dalam mengidentifikasi korban Erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 lalu.

Dirinya yang kala itu bertugas di RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah menerima tugas untuk membantu dalam mengidentifikasi korban yang berada di Yogyakarta. dr Hastry menceritakan pengalamannya kepada Denny Darko dalam kanal YouTube Denny Darko. 

“Sesaat jadi begitu meletus itu, katanya semburan awan panas sama abunya sudah sampai kota magelang, muntilan. Dan kita ditelpon tim saya untuk membantu,” ungkap Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti kepada Denny Darko.

Saat bertugas, ia langsung menuju ke Daerah sekitar Gunung Merapi untuk mencari korban akibat erupsi tersebut.

“Iya (bertugas di Semarang), itu saya ngalamin, katanya Mbah Maridjan jadi korban. Kebetulan saya langsung ke Jogja, tapi sebelumnya mampir ke wilayah kabupaten Jawa Tengah dulu ya. Kayak Magelang, Muntilan, untuk lihat kira-kira ada jenazah atau korban atau tidak,” ujarnya.


Potret Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti. (ist)

Dokter Hastry diperintahkan untuk membantu mengidentifikasi korban bencana alam tersebut karena Kota Yogyakarta termasuk dalam wilayah dan tanggung jawabnya sebagai Kepala Urusan Kedokteran Forensik yang bertugas di RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah.

“Memang wilayahnya dan merupakan tanggung jawab saya sebagai Kaur Doksik (Kepala Urusan Kedokteran Forensik) di Semarang. Jadi untuk membantu identifikasi, dan kalau ada korban yang sakit kalau panas, sekalian saja kita beri obat juga. Ternyata di Jogja lebih banyak korban meninggalnya,” katanya.

Sempat melihat korban yang berada di sekitar Gunung Merapi di Daerah Kabupaten Magelang, ternyata ia bersama tim dokter lainnya menemukan korban yang lebih banyak di wilayah Yogyakarta.

“Besoknya, itu sore sudah jalan. Kita sempat yaa istirahat seadanya di mobil dan besoknya disuruh geser ke Jogja, karena ternyata korbannya malah lebih banyak di Jogja,” diucapkan dr Hastry.

Sesampainya di Yogyakarta, dirinya langsung menuju ke Rumah Sakit dr. Sardjito, Yogyakarta untuk membantu dalam mengidentifikasi korban yang terkena awan panas serta abu Gunung Merapi.

“Dan memang perintah pimpinan waktu itu kalau ada korban meninggal dipusatkan kalau di wilayah Jogja, di Rumah Sakit Sardjito, jadi kami membantu teman-teman forensik disana,” jelasnya.

Selain itu, tim dari Mabes Polri juga datang untuk membantu. Ia juga menjelaskan untuk bertugas mengidentifikasi korban sangat sulit. Bahkan perlindungan diri juga sangat ketat dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

“Tim Mabes juga ada yang datang itu, dokter gigi untuk membantu mengidentifikasi. Karena pasti kan jenazah akan sulit dikenal kalau panas kan. Kita bekerja dan kita identifikasi, itu kayak Covid, jadi kita harus lengkap pakai APD. Kalau nggak kan bisa masuk ke pernapasan kita,” ungkapnya.

Selama dr Hastry bertugas, ia mengaku bersyukur banyak korban yang bisa langsung dikenal. Namun beberapa korban lainnya juga sulit untuk teridentifikasi. 

“Alhamdulillah kalau yang di kenal bisa langsung dikebumikan, kalau belum ya kita berusaha identifikasi. Ternyata beberapa hari kemudian kita Identifikasi itu Mbah Maridjan,” terang Dokter Hastry.

“Banyak banget (korban), dari TKP kalau ada yang perlu diautopsi ya diautopsi. Kalau tidak perlu, ya tidak. Tidak perlu identifikasi lagi, hanya periksa luarnya saja,” lanjutnya.

Selain timnya yang bertugas dalam mengidentifikasi korban di RS Sardjito, teman-temannya juga ada yang bertugas membantu menanyakan data-data korban kepada keluarganya yang berada di pengungsian.

“Teman-teman juga ada yang ke TKP, untuk membantu menanyakan data-data antemortem (data yang dibuat sebelum kematian) di pengungsian, kira-kira keluarga yang hilang itu siapa namanya, ciri-cirinya apa. Karena kita yang di kamar jenazah memeriksa data jenazah tersebut,” jelasnya.

Kondisi Korban Erupsi Gunung Merapi


Ahli Forensik dr. Sumy Hastry Purwanti dan Magician Denny Darko. (ist)

Kemudian, Denny Darko menanyakan bagaimana kondisi jenazah yang telah ditemukan oleh tim evakuasi saat bencana alam Erupsi Gunung Merapi terjadi. 

“Mayoritas kondisi jenazah seperti apa kondisinya?” tanya Denny Darko.

“Kena abu putih panas semua,” jawab dr Hastry.

Denny pun menanyakan kondisi korban meninggal, ternyata menurut Dokter Hastry korban meninggal karena terhirup abu vulkanik yang keluar dari Gunung Merapi.

“Meninggalnya mayoritas karena terhirup (abu) sehingga terjadi pneumonia atau karena melekat di kulit?” Denny Darko kembali menanyakan kepada Dokter Hastry.

“Iya, terhirup masuk awan panas, abu panas dengan pasir terhirup jadi satu, jadi langsung meninggal ditempat. Tubuhnya tertutup debu panas, kayak patung lilin putih gitu aja,” Jawab dokter sambil menerangkan kondisi korban.

Selain tubuhnya yang kaku karena tertutup abu panas, wajah dari korban pun sulit teridentifikasi karena telah mengeras dan terkena abu panas. Begitu juga dengan baju yang dikenakan korban sudah tidak berbentuk dan ikut mengeras.

“(Wajahnya) keras juga. Ya tertutup, jadi usahakan kita kerok (abunya) kita lihat, apakah mungkin ada cacat lain,” tuturnya.

Pada waktu bencana alam tersebut, Gunung Merapi mulai meluncurkan awan panasnya pada malam hari. Sehingga beberapa masyarakat sudah mulai beristirahat.

“Dalam keadaan kaku itu? Posisinya semua dalam kondisi tidur berarti?,” ungkap Denny Darko menanyakan pada dr Hastry.

Ia mengatakan kondisi korban mayoritas sedang beristirahat, termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. 

“Iya, ada yang duduk, meringkuk gitu. Dan Mbah Maridjan waktu itu sih posisi memang sedang istirahat,” jelas Ahli Forensik tersebut.

“Karena posisi tidur, jadi kesannya seperti bersujud. Tapi sebetulnya dia kayak menahan atau menekuk dengan ketegangan otot tubuhnya. Jadi kesannya kayak sujud, padahal ya tidak posisi tidur aja,” sambungnya.

Menurut Hastry, Jenazah Mbah Maridjan ditemukan di kediamannya sekitar pada hari ketiga setelah erupsi.

“Kayaknya hari ketiga atau keempat baru ditemukan, di rumahnya” katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengungkapkan bahwa ia bersama tim bekerja dengan cepat agar seluruh korban dapat segera terhitung dan menghindari risiko dari dampak abu vulkanik saat bekerja. 

“Lah itu memang kita identifikasinya biar cepat aja dan segera dimakamkan. Karena debu panasnya juga dapat mengganggu kami dan tim. Supaya pemerintah Kota Yogyakarta juga dapat jelas nih yakin jumlah total semuanya (korban) berapa. Jadi misal kalau ada letusan lagi, ibaratnya kan sudah siap dan tidak terpaku untuk tinggal disitu dan mau dievakuasi,” tutupnya.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010 menjadi peristiwa besar hingga menewaskan setidaknya sekitar 353 orang tewas termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.

Beberapa fakta yang dapat terlihat dari ganasnya letusan Gunung Merapi dapat terlihat salah satunya pada sebuah museum di Yogyakarta, yaitu Museum Sisa Hartaku. (kmr)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Status Juara Bertahan Jadi Beban, Megawati Hangestri Akui Tekanan Proliga Lebih Berat Ketimbang Liga Voli Korea

Status Juara Bertahan Jadi Beban, Megawati Hangestri Akui Tekanan Proliga Lebih Berat Ketimbang Liga Voli Korea

Megawati Hangestri memasuki Proliga 2026 dengan situasi yang berbeda dari musim-musim sebelumnya. Megatron akui tekanan lebih berat ketimbang liga voli Korea.
Nostalgia Persib: Duet Legendaris Supardi Nasir dan M Ridwan di ISL 2014, Awal Era Kejayaan Maung Bandung

Nostalgia Persib: Duet Legendaris Supardi Nasir dan M Ridwan di ISL 2014, Awal Era Kejayaan Maung Bandung

Masih ingat dengan duet legendaris Supardi Nasir dan M Ridwan di ISL 2014 silam? Senjata kanan milik Persib itu sukses antarkan Maung Bandung di era kejayaan.
Catat Lokasi SIM Keliling di Kota Tangerang Pada Jumat 26 Desember 2025

Catat Lokasi SIM Keliling di Kota Tangerang Pada Jumat 26 Desember 2025

Sat Lantas Polres Metro Tangerang Kota merilis jadwal pelayanan dan lokasi SIM Keliling pada Jumat (26/12/2025).
Catat Lokasi SIM Keliling di Kota Tangsel Pada Jumat 26 Desember 2025

Catat Lokasi SIM Keliling di Kota Tangsel Pada Jumat 26 Desember 2025

Sat Lantas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) merilis jadwal pelayanan dan lokasi SIM Keliling pada Jumat (26/12/2025).
Khutbah Jumat Singkat 26 Desember 2025: Sikap Bijak Orang Islam saat Umat Lain Peringati Hari Besar

Khutbah Jumat Singkat 26 Desember 2025: Sikap Bijak Orang Islam saat Umat Lain Peringati Hari Besar

Berikut tema teks khutbah Jumat singkat terbaru untuk pelaksanaan shalat Jumat, dengan judul "Sikap Bijak Orang Islam saat Umat Lain Peringati Hari Besar".
Densus 88 Antiteror Polri Amankan Pelajat Terpapar Neo-Nazi, DPR RI Beri Komentar Menohok

Densus 88 Antiteror Polri Amankan Pelajat Terpapar Neo-Nazi, DPR RI Beri Komentar Menohok

Densus 88 Antiteror Polri melakukan pengamanan terhadap seorang pelajar SMK saat berada di Kota Bandung, Jawa Barat usai diduga terpapar paham radikal Neo-Nazi.

Trending

Bukan Soal Bagi Hasil, Ini Akar Masalah Royalti Musik Indonesia: Transparansi Royalti Lewat Teknologi Era Digital

Bukan Soal Bagi Hasil, Ini Akar Masalah Royalti Musik Indonesia: Transparansi Royalti Lewat Teknologi Era Digital

Platform teknologi yang dirancang untuk menjawab persoalan transparansi dan tata kelola data di industri musik Indonesia. Diposisikan sebagai infrastruktur
Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Jangan Terlampau Bahagia Semarakkan Tahun Baru Masehi

Teks Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Jangan Terlampau Bahagia Semarakkan Tahun Baru Masehi

Berikut rekomendasi tema teks khutbah Jumat singkat terbaru untuk kegiatan shalat Jumat, dengan judul "Jangan Terlampau Bahagia Semarakkan Tahun Baru Masehi".
Khutbah Natal di Gereja Katedral Bahas Soal Korupsi: Dosa Berat

Khutbah Natal di Gereja Katedral Bahas Soal Korupsi: Dosa Berat

Uskup Agung Jakarta Kardinal, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menyampaikan khutbahnya pada perayaan Natal 2025.
Kaleidoskop Timnas Indonesia 2025: Patrick Kluivert Gagal Gantikan Shin Tae-yong tapi Ranking FIFA Alami Kenaikan

Kaleidoskop Timnas Indonesia 2025: Patrick Kluivert Gagal Gantikan Shin Tae-yong tapi Ranking FIFA Alami Kenaikan

Pada tahun 2025, Timnas Indonesia mengalami banyak gejolak dari awal tahun hingga akhir. Di tim senior, pergantian pelatih dari Shin Tae-yong kepada Patrick Kluivert berujung pahit.
Ramalan Keuangan Zodiak Besok, 26 Desember 2025: Libra Seimbang, Cancer Hati-hati

Ramalan Keuangan Zodiak Besok, 26 Desember 2025: Libra Seimbang, Cancer Hati-hati

​​​​​​​Ramalan keuangan zodiak besok 26 Desember 2025 untuk Aries hingga Pisces. Cek kondisi dompet, peluang cuan, dan tips atur keuangan. Baca selengkapnya!
Gabung Persib Dinilai Bikin Perbedaan, Benarkah Thom Haye Kini Kian Nyaman Main di Cuaca Indonesia?

Gabung Persib Dinilai Bikin Perbedaan, Benarkah Thom Haye Kini Kian Nyaman Main di Cuaca Indonesia?

Persib Bandung dinilai memberikan dampak positif bagi gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye. Eks Almere City itu disebut kian nyaman bermain di cuaca panas Tanah Air. 
Terungkap Sumber Kekayaan Aura Kasih, dari Dunia Hiburan hingga Bisnis Bernilai Miliaran Rupiah

Terungkap Sumber Kekayaan Aura Kasih, dari Dunia Hiburan hingga Bisnis Bernilai Miliaran Rupiah

Terungkap sumber kekayaan Aura Kasih dari hiburan, endorsement, bisnis kuliner, kosmetik, klinik kecantikan, hingga investasi bernilai miliaran rupiah.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT