Jakarta, tvOnenews.com - Detik-detik babak akhir kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Di penantian panjang keadilan. Cerita haru Ayah Brigadir J soal cita-cita Yosua dari kecil ingin jadi polisi, malah tewas tragis oleh Ferdy Sambo, Senin (13/2/2023).
Detik-detik babak akhir perjalanan kasus pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J dengan segala skenario pembunuhan yang dirancang oleh Ferdy Sambo.
Sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang didalangi mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo memasuki babak akhir. Setelah bergulir selama 2 bulan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo
Selain Ferdy Sambo, Putri Candrawathi juga menerima keputusan vonis dengan 20 tahun penjara, vonis tersebut melebihi tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni 8 tahun penjara.
Dalam ruang sidang tampak Ferdy Sambo duduk tegap di kursi pesakitan menunggu pembacaan Vonis. Mantan Kadiv Propam Polri tersebut terlihat mengenakan kemeja putih dan masker berwarna hitam.
Sementara itu, ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak tampak duduk di belakang ikut menyaksikan detik-detik Vonis majelis hakim untuk keadilan bagi kematian anaknya tercinta, Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat. (tim tvOne)
Samuel Hutabarat menceritakan perjalanan hidup Brigadir J yang bercita-cita jadi polisi dan mengungkapkan alasan sang anak (Brigadir J) ingin menjadi polisi berdasarkan dorongan pribadi
Hal itu bermulai ketika Yosua masih menginjak usai belia yakni kelas 1 SD, dirinya sudah sangat senang melihat seragam polisi.
"Waktu kecil, dia meminta kami (orang tua) untuk membelikan sepasang baju polisi," ujarnya saat diwawancara oleh tim tvOnenews.com
Karena ketertarikan Yosua ketika kecil melihat seragam polisi hingga berlanjut saat SMP ditanyai tujuan oleh Samuel Hutabarat.
"Tujuan saya pak, ingin jadi polisi," Ucap Samuel saat mencontohkan ucapan Yosua yang ingin menjadi polisi.
Sebagai orang tua, Samuel Hutabarat mengaku membimbing Yosua untuk mengikuti segala langkah agar anaknya bisa dafar dan lulus menjadi polisi. Dari bimbingan belajar dan latihan fisik semuanya dilakukan Yosua dengan dukungan kedua orang tua.
Singkat cerita, Yosua akhirnya dinyatakan lulus tes bintara polisi di Jambi dan setelah menjalani pendidikan. Dirinya merasa bangga bisa mengenakan seragam polisi.
"Saking cintanya dia terhadap polisi, begitu dia membagi waktunya sama kita (orang tua) begitu sulit gitu," ucapnya.
Perjalanan Karier Polisi Brigadir J hingga menjadi ajudan Ferdy Sambo
Samuel Hutabarat menceritakan perjalanan karier anaknya, Brigadir J yang berawal dari brimob. Yosua menempuh pendidikan Brimob di Pusdik Watukosek pada tahun 2012.
Setelah menjalani pendidikan, Yosua langsung ditugaskan Mako Brimob di Kabupaten Merangin selama 3 tahun setengah.
Yosua kembali ditarik ke Polda Jambi sebagai Provost selama 3 tahun setengah. Hingga ada pengumuman posisi ajudan di Mabes Polri.
"Seleksi lah dia disana, ada beberapa orang yang lolos seleksi dan salah satunya dia yang lolos," kata Samuel.
Yosua akhirnya dikirim bertugas ke Mabes Polri dan ke jakarta pada tahun 2019 akhir," katanya.
Pada awal tahun 2020, Kakak dari Reza Hutabarat ini pun dimutasi di Bareskrim Polri karena telah resmi menjadi ajudan dari Ferdy Sambo.
Yosua juga telah berpindah satuannya di Bareskrim setelah sebelumnya di Brimob di Jambi.
Lebih lanjut, Ayah Brigadir J mengaku bahwa anaknya selama menjadi ajudan Ferdy Sambo selalu menceritakan hal yang baik dan kebersamaan yang indah.
"Kalau kami lihat postingan-postingan dia bersama Ferdy Sambo, saat itu pertama kali naik jadi Brigjen, ada foto berdua saat Yosua pakai baju putih," ucapnya
"Begitu pula foto keluarga besar (Ferdy Sambo) bersama para ajudan itu dikirimnya. Kami senang, berarti orang ini disana keluarga besar yang sangat akur," sambungnya.
Saya lihat waktu itu, wajah Ferdy Sambo masih bercahaya, artinya masih seorang kebapakan dan begitu juga foto-foto keluarga besar serta para ajudan,” ujarnya.
Samuel mengaku sangat senang akan kebersamaan Ferdy Sambo dengan para ajudan. “Jadi disitulah kami merasa bangga sama dia (Yosua), karena anak seorang petani, anak seorang yang tinggal di daerah bisa menjadi ajudan di Mabes Polri, jadi suatu kebanggaqn buat kami,” sambungnya.
Ayahanda Brigadir Yosua mengungkapkan kemarahan serta kekecewaaan terhadap dua pelaku utama yang memiliki peran besar yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
“Kemarahan kami terhadap keduanya, yang pertama terhadap Ferdy Sambo dan yang kedua terhadap Putri Candrawathi
“Ini orang sejoli nampaknya merencanakan pembunuhan ini, sebagai ayah almarhum ya, si Ferdy Sambo kan seorang Irjen. Bintang dua loh, kok bisa sumbu pendek ambil kesimpulan yang mengakibatkan kehilangan nyawa orang.
Disinggung soal isu pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang beberapa kali dijadikan alasan kemarahan untuk perbuatan Sambo.
“Disitu lah peran si Putri, apa yang terjadi sebenarnya dan direncanakan sebenarnya cuma mereka berdua yang tahu. (ind)
Load more