Pada 23 Juni 2016, melalui pemungutan suara, negara Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa sebesar 52% berbanding 48%. Lalu bulan berikutnya dia diangkat menjadi Sekretaris Luar Negri. Dalam dua tahun dia mengundurkan diri dengan menuduh Theresa May mengubah Inggris menjadi 'Koloni Uni Eropa'.
Pada Juli 2019 dia berhasil menggulingkan Theresa May dan menjadi pemimpin Partai Konservatif yang baru. Pencapaian terbesarnya dalam masa jabatan pertamanya adalah menyelesaikan kesepakatan Brexit dengan UE, menyelesaikan proses meninggalkan blok setelah bertahun-tahun negosiasi.
Sementara pada Agustus 2019, tepat setelah dia berhenti dari jabatan Sekretaris Luar Negeri, lagi-lagi dia dikritik karena kontroversinya. Kali ini karena menulis kolom berita mengandung sarat Islamofobia, membandingkan wanita Muslim yang mengenakan jilbab dengan 'kotak surat' dan 'perampok bank'.
Johnson juga dipuji atas peluncuran vaksin Covid-19 di Inggris setelah mendapatkan kritikan karena Inggris menjadi salah satu negara dengan angka kematian tertinggi di Eropa.
Namun kritik terbesar datang pada musim semi 2022, dia mengadakan sebuah pesta di Downing Street No 10 meskipun sedang dalam kondisi lockdown.
Saat itu seluruh negara sedang berada di bawah aturan pandemi yang ketat. Johnson dan beberapa anggota partai seperti Tory, didenda oleh Polisi Metropolitan.
Load more