Menguak Kebenaran Gunung Emas Eufrat: Antara Keyakinan, Krisis Air, dan Geologi
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Fenomena langka dan mencengangkan terjadi di tepian Sungai Eufrat, Suriah. Ratusan warga Kota Raqqa mendadak dilanda “demam emas” setelah muncul gundukan tanah berkilau di dasar sungai yang mengering. Dengan sekop dan cangkul di tangan, mereka menggali siang dan malam, berharap menemukan kekayaan dari perut bumi yang terkuak oleh surutnya air sungai bersejarah itu.
Momen ini viral di media sosial dan menjadi pusat perhatian dunia, tak hanya karena harapan warga terhadap “emas mentah”, tapi juga karena dikaitkan dengan nubuat kuno soal tanda-tanda kiamat.
“Ini bukan sekadar perburuan harta, tapi perbincangan global tentang sains, mitos, dan akhir zaman,” tulis salah satu warganet.
Sungai Suci yang Mengering, Lahirkan Kekacauan Baru
Sungai Eufrat, yang dikenal sebagai salah satu sumber kehidupan utama peradaban kuno Mesopotamia, kini berubah wajah. Debit airnya terus menyusut selama dekade terakhir, diperparah oleh kekeringan dan pembangunan bendungan di hulu Turkiye. Kini, yang tersisa adalah hamparan tanah retak—dan gundukan misterius yang memantulkan kilauan emas.
"Gunung Emas" atau Emas Palsu?
Ahli geologi Khaled al-Shammari turun tangan mengingatkan: jangan cepat-cepat percaya. Ia mengatakan bahwa kilauan tersebut kemungkinan besar berasal dari pirit, mineral berwarna emas yang kerap dijuluki “emas bodoh” atau emas palsu.
“Hanya analisis geologi rinci yang bisa memastikan apakah ini benar emas atau tidak,” ujarnya tegas.
Namun peringatan ini tak menyurutkan langkah warga yang terus mendirikan tenda dan menggali tanah di sepanjang sungai. Harga alat tambang bekas melonjak, sementara kawasan itu berubah menjadi semacam “kamp tambang emas darurat”.
Hadits Nabi Tentang Gunung Emas Eufrat
Yang membuat fenomena ini makin heboh, adalah kaitannya dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang disebut-sebut oleh banyak orang:
“Kiamat tidak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat surut dan menyingkap sebuah gunung emas, yang akan menjadi perebutan manusia.”
Banyak warga percaya bahwa fenomena ini adalah pertanda nyata dari hadits tersebut. Meski begitu, ulama setempat seperti Asaad al-Hamdani menenangkan publik dengan ajakan berpikir rasional.
“Hadits itu benar adanya. Tapi narasi seperti ini memerlukan pemahaman keilmuan mendalam, jangan asal dikaitkan begitu saja,” ujarnya.
Tanpa Pengawasan, Warga Bertaruh Nyawa
Ironisnya, hingga kini tidak ada pengawasan resmi dari pemerintah setempat terhadap aktivitas penggalian. Warga menggali tanpa perlindungan, tanpa batasan, dan tanpa kepastian hukum. Di tengah antusiasme ini, keselamatan dan keamanan justru terabaikan.
Fenomena ini bukan sekadar cerita tentang emas. Ini tentang harapan dalam krisis, kepercayaan dalam ketidakpastian, dan pertemuan antara iman, sains, dan sejarah. Apakah Sungai Eufrat benar-benar menyimpan emas? Atau justru ini pertanda lain dari kerusakan alam dan peringatan zaman?
Satu hal pasti: Eufrat kembali jadi pusat dunia. Tapi bukan karena kejayaannya, melainkan karena misterinya. (nsp)
Load more