Hamas Sepakati Proposal Gencatan Senjata Baru untuk Gaza
- ANTARA
tvOnenews.com - Kelompok Hamas pada Sabtu (29/3/2025) malam menyatakan kesediaannya untuk menerima proposal gencatan senjata di Jalur Gaza yang diajukan oleh Mesir dan Qatar. Mereka berharap Israel tidak akan menghalangi upaya ini.
"Kami menerima proposal ini dua hari lalu dari saudara-saudara kami di Mesir dan Qatar yang menjadi mediator dalam perundingan," ujar kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, dalam pidatonya yang disiarkan televisi saat perayaan Idulfitri.
"Kami menanggapinya secara positif dan menerimanya, serta berharap pendudukan tidak merusaknya atau menggagalkan upaya para mediator," lanjutnya.
Meskipun al-Hayya tidak merinci isi proposal tersebut, laporan media dalam beberapa hari terakhir menyebutkan bahwa Mesir dan Qatar telah mengajukan rencana gencatan senjata di Gaza.
Kesepakatan ini juga mencakup tahap kedua yang melibatkan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel setelah kondisi stabil.
"Kami mematuhi komitmen kami dan bekerja sama dengan para mediator untuk memastikan Israel memenuhi kewajibannya. Namun, Israel selalu mengingkari kesepakatan begitu tahap pertama selesai," tambahnya.
Sementara itu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Tel Aviv mengusulkan alternatif baru, meminta Hamas membebaskan 10 tawanan dibandingkan lima yang diajukan dalam proposal Mesir.
Menurut sumber yang dikutip media tersebut, Israel berharap gencatan senjata dapat tercapai sebelum perayaan Paskah Yahudi pada 12–20 April.
Sebelumnya pada Sabtu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Tel Aviv telah menanggapi proposal yang diterima dari para mediator dengan usulan alternatif yang disepakati dengan Washington, tanpa mengungkapkan isi proposal tersebut.
Di tengah upaya diplomasi ini, militer Israel meluncurkan serangan udara di Gaza pada 18 Maret, menewaskan lebih dari 920 orang, melukai lebih dari 2.000 lainnya, serta merusak proses gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.200 warga Palestina—termasuk perempuan dan anak-anak—tewas akibat serangan militer Israel, sementara lebih dari 114.000 lainnya mengalami luka-luka.
Load more