Militer Iran mengatakan rudal tersebut dapat melaju hingga 15 kali kecepatan suara.
Selain itu, rudal itu juga mampu menargetkan sistem pertahanan musuh.
Kemudian, kelompok perjuangan Lebanon, Hizbullah, dan Perlawanan Islam di Irak melakukan serangkaian serangan rudal dan roket terhadap Israel di sejumlah wilayah pendudukan, salah satunya pangkalan udara Israel di dekat Tel Aviv.
Hizbullah menembakkan "salvo roket Fadi-4 ke pangkalan udara Sde Dov" sebagai balasan atas serangan Israel terhadap warga sipil di Lebanon sekaligus untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza.
Hizbullah juga menyerang gerombolan pasukan musuh di lokasi Metulla dengan menggunakan peluru artileri yang menimbulkan korban jiwa.
Sementara itu, kelompok Perlawanan Islam di Irak juga meluncurkan rudal jelajah canggih Al-Arqab ke tiga target vital di wilayah-wilayah pendudukan.
Kelompok-kelompok perlawanan di seluruh kawasan menggencarkan serangannya terhadap posisi Israel sejak rezim tersebut membunuh pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut selatan pada Jumat (27/9/2024).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.
Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, dibunuh di Teheran pada bulan Juli. Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, dibunuh di Beirut pada Jumat (27/9/2024) bersama dengan komandan IRGC, Nilforoshan.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menegaskan serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada hak pembelaan diri yang sah terhadap agresi Israel.
Load more