Menyusul peluncuran Operasi Tofan Al-Aqsa yang dilakukan Perlawanan Palestina, Syahid al-Arouri bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, didampingi Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziyad al-Nakhalah , pada tanggal 25 Oktober 2023.
Dalam pertemuan tersebut, ketiga pemimpin tersebut menilai sikap internasional dan regional yang diambil dan membahas tindakan yang diperlukan bagi kelompok Poros Perlawanan dalam tahap sensitif ini.
Mereka juga mencari cara untuk mencapai kemenangan sejati bagi Perlawanan di Gaza dan Palestina dan menghentikan agresi terhadap Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Al-Arouri menekankan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Operasi Badai Al-Aqsa adalah respons terhadap kejahatan pendudukan Israel dan perjuangan untuk merebut al-Quds, menekankan perlunya semua orang bebas di dunia yang memiliki hati nurani manusia untuk bersatu dan bertindak bersama.
Media Israel baru-baru ini menyoroti ancaman berulang Israel atas pembunuhan Al-Arouri untuk mencegah skenario Persatuan Medan Perang antara pihak Poros Perlawanan.
Situs berita Yedioth Ahronoth menunjukkan bahwa pensiunan jenderal Israel Eitan Dangot, yang menjabat sebagai sekretaris militer untuk tiga menteri keamanan, terus-menerus mendukung pembunuhan al-Arouri dan menyebut pemimpin Palestina itu sebagai orang paling berbahaya dan penting di Hamas saat ini.
Jurnalis Israel Elior Levy menekankan pentingnya strategis Al-Arouri, menggambarkannya sebagai "orang cerdas Hamas" dalam membingkai aparat militer gerakan tersebut di luar Jalur Gaza. Levy menunjukkan bahwa al-Arouri telah menjadi "salah satu tokoh sentral" dalam bidang keamanan Israel dan badan intelijen lainnya di seluruh dunia. (Al Mayadeen/MTR)
Load more