Tripoli, Libya - Putra mantan pemimpin Libya Moammar Khadhafi, Seif al-Islam mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden Libya yang akan digelar bulan depan, kata badan pemilihan Libya. Seif al-Islam, yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan kemanusiaan terkait pemberontakan 2011, menyerahkan surat pencalonannya di kota Sabha, yang berjarak 650 kilometer sebelah selatan ibu kota Tripoli.
Seif al-Islam pernah ditangkap oleh pemberontak di kota Zintan pada akhir 2011, saat terjadi pemberontakan rakyat Libya, yang didukung NATO untuk menggulingkan ayahnya setelah lebih dari 40 tahun berkuasa. Khadhafi kemudian terbunuh di tengah pertempuran yang berubah menjadi perang saudara.
Dalam sebuah video yang dibagikan oleh pejabat pemilu, Seif al-Islam mengatakan bahwa Tuhan akan memutuskan jalan yang benar untuk masa depan Libya. Seif al-Islam mengenakan jubah tradisional Libya dan sorban, serta kacamata. Ini adalah yang pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir Seif al-Islam muncul dihadapan publik.
Seif al-Islam dipandang sebagai wajah reformis rezim Khadhafi sebelum pemberontakan 2011. Ia sempat dipenjara selama lima tahun, kemudian dibebaskan pada juni 2017. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The New York Times, Seif al-islam pernah menyampaikan dirinya sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai pejabat tinggi negara.
Pencalonannya tersebut disinyalir akan memicu kontroversi di penjuru negeri yang terpecah itu, meski ia dikenal memiliki hubungan erat dengan suku-suku di seluruh Libya.
Libya akan menggelar pemilihan presiden pada 24 Desember mendatang.
Pasca digulingkannya dan terbunuhnya Khadafi, negara kaya minyak itu terpecah belah secara pemerintahan. Satu berbasis di Tripoli dan yang lainnya di bagian timur Libya. Khadafi diketahui memiliki delapan anak, yang sebagian besar memainkan peran penting dalam rezimnya.(chm/aptn)
Load more