Jakarta - Industri pertambangan mengambil peranan penting untuk membentuk sebuah peradaban, baik dari hasil komoditi yang diproduksinya, ataupun dari kewajiban yang disetor kepada Negara. Selain itu hadirnya industri pertambangan sangat memberi kontribusi nyata bagi pengembangan masyarakat sekitar dan juga bagi pembangunan daerah setempat.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, melalui Undang–Undangnya mengatur kekayaan tersebut dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini yang mendasari Presiden RI Joko Widodo, mulai membatasi ekspor komoditi mentah di tahun 2023, dan mendorong hilirisasi tambang, terutama untuk komoditi yang tergolong mineral kritis.
“Inilah sebenernya kekuatan besar kita: Hilirisasi kemudian didukung dengan Energi Hijau,” ujar Joko Widodo dalam acara Seminar Outlook Pereknomian Indonesia 2023 di Rits Carlton, Jakarta (21/12).
Disebut Mineral kritis karena mineral ini merupakan kategori mineral yang di masa mendatang berpotensi dan menjadi kandungan yang berguna untuk inovasi teknologi berbasis energi bersih dan terbarukan, selain itu secara ketersediaan, jumlahnya yang kian hari semakin terbatas.
Didukung dengan Energi hijau, artinya Indonesia mengambil peran aktif pada perwujudan Energi baru terbarukan, energi yang rendah emisi, serta program–program dekarbonisasi lainnya dalam menjalankan operasional bisnisnya.
Melihat kondisi ini, Holding Industri Pertambangan di Indonesia, MIND ID, Mining Industry Indonesia, bersama dengan Pemerintah melalui Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM memiliki peranan besar untuk bisa mewujudkannya dan memaksimalkannya untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Grup MIND ID menjalankan mandat Pemerintah tersebut dan menjawab tantangan ini, sebagai pemain kunci dari Hilirisasi yang ada di Indonesia, salah satunya dalam mempercepat ekosistem Electric Vehicle (EV), kendaraan listrik berbasis baterai.
Hendi Prio Santoso selaku Direktur Utama MIND ID mengatakan bahwa Grup MIND ID kini mendorong seluruh operasional bisnisnya hingga tahap hilirisasi.
“Kami Bersama–sama, memetakan dan memikirkan seluruh produksi dari komoditas tambang ini hingga menjadi produk hilirisasinya, agar benefit dan manfaatnya bisa dimaksimalkan untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.
Salah satu bentuk nyata program dalam mendorong hilirisasi ialah melalui dibangunnya Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace oleh PT Timah Tbk, sebagai upaya untuk mendorong hilirisasi mineral timah. Dari yang tadinya hanya bisa mengolah konsentrat bijih timah kadar tinggi (>70%), diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn.
Selain itu, teknologi ini juga mampu menekan cost produksi sehingga lebih bisa bersaing dengan produk timah international serta lebih safety dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan karena dilengkapi dengan Hygien Sistem dan Waste Water Treatment.
Untuk menjawab energi hijau, Grup MIND ID melalui PT INALUM (Persero) telah menggunakan PLTA sebagai energi primer dalam seluruh pengolahan produksi aluminiumnya. PT INALUM (Persero) saat ini juga tengah menjalankan studi untuk pengembangan perluasan Browfileld Smelter yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menduplikasi produksi Inalum dari 250 ribu ton menjadi 400 ribu ton. Hal ini juga sebagai bentuk kehandalan dan ketersediaan kebutuhan aluminium nasional.
Program strategis yang dijalankan Grup MIND ID ini menjadi salah satu kontribusi besar Indonesia untuk Dunia. Tak heran, jika MIND ID keluar sebagai 30 Perusahaan yang mampu mengubah dunia versi majalah Fortune (Fortune Indonesia Change The World 2022).
“Terimakasih untuk semua anggota Grup MIND ID yang telah berkomitmen untuk mempercepat program hilirisasi di Indonesia. Harapannya agar apa yang kita kerjakan sekarang memberi manfaat yang maksimal untuk bangsa Indonesia, baik untuk saat ini maupun masa mendatang,” tutup Hendi.
Load more