Genjot Realisasi Visi Asta Cita Presiden, Sambungan Listrik Gratis Kini Dinikmati Warga NTT
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggencarkan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) pada sejumlah daerah di pelosok tanah air.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto khususnya terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil dan percepatan akses energi untuk seluruh rakyat Indonesia.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa BPBL adalah bentuk keberpihakan negara kepada masyarakat paling membutuhkan, khususnya warga yang telah berada di jaringan listrik PLN tetapi tidak mampu membayar biaya pasang baru.
“Ada warga yang jaringannya sudah ada, tapi tidak bisa pasang karena tidak mampu. Pemerintah hadir mengatasi itu. BPBL ini tidak dipungut biaya,” ujar Bahlil, Jakarta, Minggu (7/12/2025).
Bahlil mengaku tau persis bagaimana hidup ketika listrik tidak stabil yang pernah dialaminya.
"Saya tidak ingin anak-anak sekarang tumbuh dalam situasi seperti itu. Karena itu BPBL ini penting,” ucapnya.
Bahlil menekankan bahwa akses listrik bukan kemewahan, tetapi kebutuhan dasar yang menentukan masa depan generasi berikutnya.
“Tidak boleh lagi ada generasi yang tumbuh dalam kondisi listrik tidak stabil seperti dulu,” ujarnya.
Manfaat program BPBL pun turut dirasakan langsung oleh sejumlah desa di kawasan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sarasire (62) seorang warga desa di kawasan Kabupaten Kupang kini dapat beraktifitas leluasa usai menerima manfaat program BPBL.
“Beta seng sangka bisa dapat Listrik gratis, tanpa bayar apa-apa,” katanya.
Sarasire menceritakan kehidupannya sebelum ada Listrik di rumahnya.
“Dulu kalau menenun, beta tunggu matahari. Kalau hujan atau mendung, su seng bisa kerja. Tapi sekarang terang ada listrik, dan beta bisa menenun kapan saja," ungkapnya.
Senanda dengan Sarasire, Erens Taneo (49) ikut menggambarkan dengan jujur kesulitan hidup tanpa Listrik di desanya.
“Dulu itu kita belum punya listrik, susah sekali. Kalau malam-malam ini kan gelap, kita mau makan juga susah, gelap sekali. Anak-anak mau belajar pun setengah mati,” ujarnya.
Ia menunjuk lampu minyak kecil di sudut rumah, saksi bisu bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan.
Load more