Ekspansi Industri Tekstil Nasional Tunjukkan Prospek Cerah dan Dapat Dukungan Asosiasi
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Langkah ekspansi dan peningkatan kapasitas produksi di sektor tekstil nasional mendapat apresiasi dari berbagai asosiasi industri.
Perluasan investasi di bidang ini dinilai menjadi bukti bahwa industri tekstil Indonesia masih memiliki prospek cerah.
Sesepuh Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Frans, mengatakan ekspansi tersebut menunjukkan kepercayaan pelaku industri terhadap potensi besar pasar tekstil dalam negeri.
Namun, ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah dalam menjaga ekosistem industri tetap menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan sektor ini.
"Regulasinya sudah menunjang akan tetapi kami mengharapkan pemerintah terus memberi perhatian pada ekosistem secara keseluruhan, terutama di bahan baku. Kalau bahan bakunya dicegah, industri bisa berhenti,” ujar Frans saat peresmian perluasan pabrik di Sumedang.
Ia menilai kebijakan impor bahan baku seharusnya tidak dipersulit karena pasokan dalam negeri masih belum mencukupi.
“Bahan baku seharusnya tidak dikenakan bea masuk, yang seharusnya dikenakan justru di level produk jadi,” tambahnya.
Frans juga menyatakan dukungan penuh terhadap langkah perluasan kapasitas produksi yang tengah dilakukan.
“Siapa pun yang mau berinvestasi pasti kami dukung. Langkah seperti ini menunjukkan industri tekstil masih punya prospek besar asal pemerintah menjaga ekosistemnya,” tegasnya.
Sementara itu, Sesepuh Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) sekaligus President Director Asia Pacific Fibers, V. Ravi Shankar, juga menyambut positif ekspansi di sektor ini.
Menurutnya, integrasi industri dari hulu hingga hilir adalah model ideal bagi industri tekstil nasional untuk tetap kompetitif.
"Ekspansinya bagus. Integrasi dari hulu sampai hilir ini model terbaik untuk Indonesia agar tetap bisa bersaing,” ujar Ravi Shankar.
Ravi menilai, langkah ini menjadi contoh nyata bagaimana industri tekstil dalam negeri mampu beradaptasi dan terus tumbuh di tengah tantangan global.
Ia menekankan pentingnya modernisasi sektor hulu agar rantai pasok semakin kuat dan efisien.
"Potensi pasar dalam negeri sangat besar. Sekarang tinggal modernisasi di hulu agar seluruh rantai industri bisa efisien dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Ravi juga mengingatkan perlunya kebijakan pemerintah yang berpihak pada penguatan industri nasional.
“Kalau pabrik belum modern, biaya produksinya pasti lebih tinggi. Karena itu, modernisasi harus jadi prioritas,” katanya.
Sebagai contoh nyata, perluasan pabrik PT Citra Terus Makmur (CTM) di Sumedang menunjukkan kemajuan industri tekstil Indonesia yang terus bertransformasi menuju efisiensi dan daya saing.
“Pabrik seperti ini luar biasa. Ini contoh ekspansi yang kita harapkan untuk memperkuat industri nasional,” tutup Ravi.
Load more