Verifikasi Kota Sehat, Pola Pikir Masyarakat Surabaya Harus Berubah
- Istimewa
tvOnenews.com - Setelah menyandang predikat kota ramah anak, kini Surabaya sedang dalam proses verifikasi untuk predikat “Kota Sehat”. Kota Sehat dalam definisi ini tidak hanya masyarakatnya yang sehat, tapi juga lingkungannya harus sehat. Dalam proses verifikasi predikat “Kota Sehat” DPRD Kota Surabaya Bersama Pemerintah Kota Surabaya terus bekerja sama dengan opd terkait agar semua persyaratan dapat terpenuhi.
Beberapa program unggulan telah dijalankan oleh Pemkot Surabaya sebagai modal dalam verifikasi ini.
Salah satunya adalah hak kepemilikan jamban yang mencapai 100 persen. Peningkatan manajemen persampahan juga menjadi sorotan utama. DPRD Kota Surabaya mendorong Pemkot untuk menargetkan 700 RW melakukan sistem pemilahan sampah dari rumah. Tidak boleh lagi sampah langsung dibawa ke TPA; sebagian harus diproses melalui komposter atau TPS 3R yang tersebar di 12 lokasi sebelum diangkut ke TPA Benowo.
“Jangan sampai nanti ada nama gunung baru di Surabaya, mudah-mudah ini jadi prioritas buat pemerintah kota Surabaya supaya memberikan solusi, Kerjasama dengan pemerintah daerah dan pusat agar lebih maksimal dalam pengelolaan sampah, tidak sampai menggunung,” ujar dr. Akmarawita Kadir usai wawancara talkshow dengan tvOne.
“Kerja sama dengan pihak swasta atau pemeritah daerah lain bisa menjadi wawasan baru bagi pemerintah kota Surabaya agar dapat mengelola sampah dengan baik. Kalau bisa sampah tidak sampai menggunung. Karena kalau sudah menggunung, itu bukan hanya gunungan sampah saja tapi juga tumpukkan bakteri yang nantinya juga akan menimbulkan bau,” imbuhnya.
Aspek aspek yang menjadi bahan penilaian predikat “Kota Sehat” tidak hanya tentang sanitasi, sampah, dan Kesehatan warga tetapi juga budaya, pemukiman, fasiitas umum, perkantoran, pariwisata, pendidikan, penanggulangan bencana, transportasi, perlindungan sosial, pasar.
Sebagai representasi masyarakat, DPRD Surabaya memiliki peran penting dalam mengawasi dan mendorong agar program kota sehat benar-benar melibatkan warga. Warga di beberapa lingkungan masih belum terbiasa memilah sampah, membawa tumbler, atau menerapkan gaya hidup rendah limbah. Kampanye saja tidak cukup jika tidak diikuti edukasi berkelanjutan di sekolah, komunitas, dan media lokal.
Load more