Universitas Indonesia Hidupkan Kembali Kebudayaan Lokal Lewat Belajar Permainan Tradisional di Panti Asuhan Candra Naya
- Istimewa
tvOnenews.com - Departemen Ilmu Sejarah Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengenalkan permainan tradisional pada anak-anak di Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Candra Naya, Bogor, pada Sabtu, 20 September 2025, dengan melibatkan dosen dan mahasiswa UI serta bekerja sama dengan Divisi Pengabdian Masyarakat BEM UI 2025.
Dalam kegiatan ini, anak-anak panti diajak untuk mengenal dan bermain berbagai permainan tradisional Indonesia seperti gobag sodor, tali merdeka (lompat karet), engklek, congklak, dan bekel. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, dan kerja sama yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut.
Tim pengabdi dari Departemen Ilmu Sejarah UI diketuai oleh Dr. Dwi Mulyatari, S.S., M.Hum., dengan anggota yaitu Dr. Raisye Soleh Haghia, S.Hum., M.Hum., Dr. Rostineu, S.S., M.A., Dr. Siswantari, S.S., M.Hum., Amanda Latifah Laksmana Putri, M.Hum., Laras Setyaningsih, M.Hum., dan Rara Rastri Widyakinasih, S.Hum., M.Hum., serta beberapa mahasiswa.
Sepanjang kegiatan, suasana berlangsung hangat dan penuh keceriaan. Anak-anak tampak antusias mengikuti setiap permainan, saling bekerja sama, dan tertawa bersama para fasilitator dari UI. Selain bermain, para dosen juga memberikan penjelasan mengenai makna dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap permainan, menegaskan pentingnya melestarikan warisan permainan tradisional di tengah era digital saat ini.
Menurut Dwi Mulyatari selaku ketua tim, motivasi awal penyelenggaraan pengabdian masyarakat ini adalah keprihatinan terhadap banyaknya generasi muda yang mulai meninggalkan budaya tradisional Indonesia, khususnya permainan tradisional. Anak-anak zaman sekarang lebih akrab bermain dengan gawai dan permainan daring dibandingkan permainan tradisional. Padahal ragam permainan berbasis daring tersebut kurang membuka peluang interaksi bagi anak-anak dengan sebayanya.
“Kalau permainan tradisional justru mampu meningkatkan kecerdasan emosional, seperti melatih motorik, kesabaran, jiwa sportivitas, melatih strategi, hingga komunikasi,” jelas Dwi Mulyatari.
Load more