Soal Siswa Jadi Korban Bullying, SMK Ananda Mitra Industri Deltamas Tegaskan Tidak Ada Pembiaran Perundungan
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - SMK Ananda Mitra Industri Deltamas memastikan pihaknya tidak melakukan pembiaran perundungan atau bullying.
Hal itu menanggapi kasus bullying yang mengakibatkan salah satu siswa sekolah tersebut mengalami luka dalam dan trauma psikis.
"Sekolah telah melaksanakan investigasi berdasarkan bukti dan saksi dari riwayat keseharian masing-masing siswa, sekolah menemukan bahwa kejadian tersebut adalah perkelahian yang terjadi antara siswa dan siswa secara pribadi," bunyi keterangan resmi sekolah tersebut, Sabtu (26/7).
Terkait kasus tersebut, pihak sekolah pun sudah melakukan berbagai upaya, seperti mengumpulkan bukti-bukti, memanggil beberapa saksi terkait, memanggil kedua siswa yang bersangkutan, hingga melakukan mediasi antar kedua pihak wali murid.
"(Pihak sekolah sudah) memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku yaitu Pengeluaran siswa dari sekolah," bunyi keterangan resmi sekolah tersebut.
Pihak sekolah pun menegaskan selalu memegang teguh toleransi nol (zero tolerance policy) terhadap segala bentuk tindakan kekerasan, baik fisik, psikis, maupun emosional.
"Pihak sekolah selama 7 tahun menyatakan dan menindak tegas mengeluarkan siswa yang melakukan pelanggaran berat. Berbagai
macam seminar psikolog anak, anti bullying disekolah sudah dan rutin tersampaikan dengan baik kepada seluruh siswa/i SMK Ananda Mitra Industri Deltamas," bunyi keterangan resmi sekolah tersebut.
Turut diketahui, sebelumnya Kepala SMK Anandan Mitra Industri Deltamas, Abdul Rokib menjelaskan, peristiwa tersebut merupakan tindak kekerasan yang dilakukan siswa berinisial S terhadap siswa R pada saat jam pelajaran di dalam kelas.
Rokib mengatakan, awalnya siswa itu sedang mengerjakan tugas dari sang guru, kemudian siswa S memegang kepala korban R, dan diprotes oleh korban sehingga membuat S marah, lalu memukul kepala korban serta di bagian perut sebelah kiri.
"Kemudian dia (korban) bilang, kan kepala ini dipitrahin, gak bisa dipegang-pegang. Akhirnya, yang megang ini tersudut emosinya," jelas Rokib.
Lebih lanjut, kata Rokib, S melakukan pemukulan sebanyak empat kali ke tubuh korban sebelah kiri, dan menendang dengan dengkulnya. Pada saat kejadian, menurutnya tidak ada siswa yang melapor kejadian itu ke wali kelasnya.
Load more